Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono bicara bakal calon rektor yang akan dipilih untuk menggantikan dirinya pada periode 2022-2027 mendatang. Ada tiga bakal calon rektor UGM periode 2022-2027 yang telah lolos seleksi dan ditetapkan melalui Sidang Pleno Senat Akademik pada Kamis 12 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mereka adalah Bambang Agus Kironoto dari Fakultas Teknik yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor UGM; Deendarlianto, Guru Besar Fakultas Teknik yang juga Kepala Pusat Studi Energi UGM;dan Ova Emilia yang menjabat Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Panut, ketiga bakal calon rektor ini sangat berkompeten. "Siapapun yang terpilih bisa membawa UGM lebih maju, bermanfaat dan berkontribusi untuk masyarakat dan bangsa," kata Panut usai sidang pleno di Graha Saba Permana (GSP) UGM, Kamis.
Panut merinci kiprah tiga sosok yang cukup dikenalnya itu. Bambang Agus Kironoto menjabat Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset. "Pak Bambang ini kebetulan juga wakil saat saya menjabat dekan di Fakultas Teknik UGM, saya sudah kenal betul dengan beliau," ujarnya.
Panut mengaku juga telah kenal lama dengan sejawatnya di Fakultas Teknik, Deendarlianto, dan menilainya sebagai sosok guru besar dengan berbagai prestasi. "Prestasi (Deendarlianto) tak perlu diragukan," katanya.
Ova Emilia yang juga bergelar profesor adalah kolega sesama pengurus UGM. "Profesor Ova selama ini dengan saya kebetulan sama-sama mengurusi universitas, beliau sangat baik mengelola FK-KMK," ujarnya.
Dengan tiga calon yang salah satunya akan dipilih Majelis Wali Amanat itu, Panut meyakini UGM lima tahun ke depan bakal memiliki pemimpin mumpuni. Panut juga menyaksikan ketiganya saat menyampaikan program kerja dalam sidang pleno Senat Akademik.
Namun Panut berpesan siapapun penggantinya tidak boleh membawa UGM ke dalam kepentingan-kepentingan politik praktis. Ini mengingat tahun politik kian dekat. "UGM harus netral dan kritis," kata dia.
Panut juga meminta siapapun calon terpilih, menjadikan UGM sebagai kampus milik bangsa. Artinya, setiap persoalan yang muncul di bangsa ini UGM mampu memberikan jawaban atau solusinya.
"Seperti simbol-simbol UGM," kata dia. Panut merujuk pintu masuk UGM ada tujuh. Tujuh dalam bahasa Jawa adalah pitu. "Pitu ini maknanya pitulungan, itu yang harus menjadi marwah UGM agar civitas UGM senantiasa bisa menjadi petunjuk, teladan, dan memberi pertolongan kepada masyarakat dan bangsa," kata dia.
Total ada 6 bakal calon rektor
Sebelumnya, dalam Rapat Pleno Senat Akademik pada Kamis, ditetapkan tiga Calon Rektor UGM dari enam kandidat yang ada. Tiga nama itu, yakni Bambang Agus dkk, selanjutnya akan diserahkan panitia ke Majelis Wali Amanat (MWA) UGM untuk dilakukan penetapan dan menjalani pemilihan sebagai rektor periode 2022-2027.
"Ada lima kriteria dalam penetapan tiga bakal calon rektor ini," kata Ketua Senat Akademik Sulistiowati mengungkapkan.
Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Lima kriteria, pertama, soal komitmen mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai dan jati diri UGM. Kedua, kemampuan dalam menjaga keberlanjutan dan keutuhan UGM. Ketiga, soal integritas dan kepemimpinan. Keempat, soal manajerial. Kelima, soal pengetahuan luas tentang pendidikan tinggi.
"Nah, ketiga bakal calon rektor yang terpilih ini memiliki skor di atas 6.600 dari penilaian yang dilakukan," kata Sulistiowati.
Rapat Pleno diikuti sebanyak 80 anggota Senat Akademik UGM, dengan Ketua Panitia Seleksi Calon Rektor adalah Suratman. Selain tiga yang akhirnya dinyatakan lolos seleksi, bakal calon Rektor UGM 2022-2027 lainnya adalah Ali Agus dari Fakultas Peternakan UGM, Sigit Riyanto dari Fakultas Hukum, dan Teguh Budipitojo dari Fakultas Kedokteran Hewan.