Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.

25 April 2024 | 19.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Letak kedua negara yang terpisah lebih dari 600 mil (965 kilometer) tak menghalangi permusuhan Iran dan Israel. Konflik yang disertai kekerasan terjaga sejak era Revolusi Iran. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak itu Iran mempersenjatai dan melatih banyak faksi untuk memerangi Israel dan merancang sabotase dan serangan terorisme. Sementara Israel antara lain telah mengebom pasukan Iran di Suriah dan membunuh ilmuwan nuklirnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hingga pada 1 April 2024, sebuah serangan udara Israel meledakkan konsulat di sebelah gedung kedutaan besar Iran di Suriah, menewaskan 8 perwira Korps Garda Revolusi Iran, termasuk di antaranya 2 jenderal. Pemimpin Iran menegaskan kalau Israel telah berlaku terlalu jauh--dan bersumpah membalasnya dalam operasi serangan langsung ke negara itu. 

Dua hari sebelum sumpah itu dipenuhi pada Sabtu dinihari 13 April 2024, Iran memperingatkan para diplomat Arab Saudi, Irak, dan Uni Emirat Arab akan ada serangan besar yang akan terbang melintasi ruang udara negara mereka. Peringatan dini itu dipastikan sampai juga ke telinga AS dan Israel. 

Analisa yang ada menyatakan apa yang disampaikan Iran tersebut memberi Amerika Serikat dan sekutu Israel lainnya waktu untuk mengerahkan tambahan kekuatan untuk pertahanan udara Israel. Beberapa jam sebelum serangan itu, Tel Aviv juga sempat melarang seluruh personel militernya meninggalkan tugas, menutup ruang udara nasional, dan melumpuhkan akses GPS untuk mencegah digunakan untuk kebutuhan bidikan rudal dan drone Iran.

Peta serangan langsung Iran ke Israel pada 13 April 2024. X.com/@Iej

Hasilnya, Israel mengklaim mampu mematahkan 99 persen dari serangan 170 drone kamikaze, 120 rudal balistik supersonik, dan 30 rudal jelajah subsonik yang di-orkestrasi oleh Iran pada dinihari waktu setempat tersebut. Ada juga indikasi kalau cukup banyak jumlah rudal Iran yang gagal saat peluncuran atau jatuh saat masih berada di ruang udara negaranya atau Irak atau Yordania. 

Baca halaman berikutnya: Pertempuran yang terjadi serta siapa dan apa saja yang terlibat

"Intelijen memperkirakan 50 persen senjata Iran gagal dalam peluncuran atau dalam penerbangan karena isu teknis," kata satu sumber di militer AS kepada THE INTERCEPT.

Pertempuran yang Terjadi 

Radar-radar jarak jauh menyediakan visibilitas yang relatif baik dari armada rudal Iran yang mengarah ke Israel. Begitu juga terhadap drone-drone yang terbang ke arah barat di langit Irak dan Yordania, atau ke arah timur di langit Arab Saudi dan Laut Merah karena berasal dari Yaman.

Radar peringatan dini Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dilaporkan meneruskan data tracking real time mereka ke pusat komando AS di Qatar. Data selanjutnya digunakan untuk mempersiapkan pertahanan darat dan udara dari serangan berkekuatan besar itu sebelum mereka dapat mencapai ruang udara Israel. 

Pesawat tempur F-15E Strike Eagle dari Angkatan Udara Amerika dilaporkan menghancurkan lebih dari 70 drone kamikaze. Para pilotnya yang dari Skuadron ke-335 dan ke-494 telah sebelumnya dikerahkan ke pangkalan udara Al Azraq di Yordania atas perintah Presiden Joe Biden.

Para pilot F/A-18 Super Hornet dari Angkatan Laut AS dari kapal induk Dwight D. Eisenhower juga aktif pada malam itu. Mereka berperan dalam serangan preemptif yang menghancurkan sebuah kendaraan peluncur rudal balistik milik milisi Houthi di Yaman dan tujuh drone kamikaze saat mereka sedang disiapkan untuk meluncur. 

Baik Angkatan Udara Kerajaan Yordania (RJAF) maupun empat jet tempur Rafale-B dari 4th Fighter Wing Prancis yang berbasis di Pangkalan Udara Pangeran Hassan juga dilaporkan terlibat berburu drone-drone dan rudal-rudal yang terbang di atas Yordania. RJAF yang dilengkapi dengan jet-jet tempur F-16A/B dan rudal darat-ke-udara MIM-23B I-Hawk diduga merontokkan 20 persen drone Iran.

Jet tempur Typhoon dari Angkatan Udara Kerajaan Inggris tak ketinggalan turun laga. Mereka mengklaim ikut merontokkan sejumlah drone yang sedang terbang di atas Irak dan Suriah.

Sementara, dua kapal perang destroyer kelas Arleigh Burke dari Angkatan Laut AS di Laut Merah--yang selama ini bertempur dengan serangan roket dan drone Houthi--menyatakan menghancurkan empat rudal balistik Iran. Diduga masih ada dua rudal lainnya yang juga berhasil dirontokkan.

Dari aksi Angkatan Laut AS ini terkonfirmasi pula penggunaan pertama dari rudal interseptor RIM-161 SM-3. Rudal pertahanan seharga $11,5 juta per 2021 ini didesain untuk diandalkan menghancurkan rudal balistik saat mereka sampai di ketinggian maksimalnya di luar angkasa dan hendak terbang menukik berbalik ke Bumi. Dilaporkan ada 4 sampai 7 rudal SM-3 yang diluncurkan. 

Baca halaman berikutnya: Bagaimana kontribusi dari pihak Israel sendiri?

Rudal SM-3 berbobot 1,5 ton dan roket pendorong tiga tingkatnya memungkinkan dia melesat sampai kecepatan Mach 13 (sekitar 4 kilometer per detik) sebelum melepaskan sebuah 'kill vehicle' (EKV). EKV memiliki sensor pencari inframerah-nya sendiri dan membuat pendorongnya bermanuver untuk menyelesaikan gerakan intersep 'hit-to-kill'.

Satu Rudal Patriot milik Angkatan Darat AS di Erbil, Irak, mengklaim membunuh satu  rudal balistik tambahan. 

Meski begitu , mayoritas rudal balistik lainnya sepertinya dirontokkan oleh sistem pertahanan udara terintegrasi multi-lapis dan canggih milik Israel: Iron Dome, Arrow 2 dan Arrow 3, dan David's Sling. Rudal-rudal Arrow-3 sendiri, menurut Koran Maariv di Israel, terhitung menjatuhkan 110 dari 130 rudal balistik.

Dari Israel pula, jet tempur siluman F-35, juga jet tempur F-15 dan F-16, mengklaim penghancuran terhadap 25 dari 30 rudal jelajah Paveh-351 yang berhasil dideteksi. Itu tidak termasuk sejumlah besar drone.

Barisan pesawat tempur Israel itu menggunakan senjata baru, baik itu rudal pencari panas jarak pendek Python-5 dan AIM-9L, maupun yang lebih tua, yakni rudal udara-ke-udara jarak menengah AIM-7 Sparrow berpenuntun radar. Mereka juga didukung pesawat Gulfstream G550 Airborne Early Warning.

Hasil Akhir Pertempuran

Ketika debu dan asap mereda, tak satupun drone yang sampai ke Israel. Begitu juga dari rudal jelajah tak ada mencapai targetnya. Tapi sembilan rudal balistik dilaporkan sampai ke dua pangkalan udara Israel. 

Lima dari sembilan itu merusak landasan taxiway di pangkalan Nevatim, jatuh dekat pesawat kargo C-130E (yang sudah tidak terbang), dan beberapa hanggar kosong, tapi tidak sampai menghambat operasional pangkalan tersebut. 

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berbicara kepada media saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April. 2024. REUTERS/Amir Cohen

Sementara, Pangkalan Udara Ramon di Gurun Negev (yang menjadi pangkalan untuk jet tempur F-16I dan helikopter Apache AH-64D) juga tersasar 4 rudal kelihatannya menyebabkan kerusakan yang bisa diabaikan.

Satu-satunya korban serius dari serangan itu adalah seorang bocah perempuan berusia 7 tahun yang terluka cukup parah saat rumahnya terkena pecahan rudal interseptor dekat Nevatim. Sebanyak 31 orang menderita luka ringan atau panik. 

POPULAR MECHANICS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus