Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Garam Epsom atau magnesium sulfat dinamai sesuai dengan kota tempat pertama kali ditemukan. Pada awal abad 17, kandungan magnesium sulfat itu ditemukan di Epsom, Inggris. Mengutip Royal Society of Chemistry, garam Epsom pertama kali ditemukan oleh seorang gembala sapi di Inggris, Henry Wicker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 1618 Inggris mengalami kekeringan. Saat itu, Wicker berjalan melintasi Epsom Common, dia menemukan genangan air. Namun ternaknya yang haus menolak untuk meminum air itu. Air dari genangan itu terasa pahit dan memiliki efek pencahar. Genangan air itu mengadung magnesium sulfat, yang kini dikenal sebagai garam Epsom. Manfaatnya untuk mengobati sembelit setelah diteliti 350 tahun, sejak kali pertama ditemukan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 1695, belum ada penyebutan resmi garam Epsom. Penamaan itu mulai dikenal ketika ilmuwan Nehemiah Grew mencoba untuk memproduksi garam dari Epsom. Ilmuwan yang dijuluki Bapak Fisiologi Tumbuhan itu mulanya menamai garam pahit pembersih (bitter purging salts)
Kini sebagian besar garam Epsom berasal dari dua produsen dari Amerika Serikat, Giles dan PQ Corporation yang telah disetujui oleh United States Pharmacopeia (USP) dan Food and Drug Administration (FDA).
Magnesium sulfat itu disebut garam, karena bentuknya. Tapi yang pasti, magnesium sulfat Epsom sama sekali tidak sama dengan garam dapur (Natrium klorida). Rasanya pun sangat berlainan, Natrium klorida rasa asin, sedangkan garam Epsom terasa pahit.
Garam Epsom disebut juga sering dilarutkan dalam bak mandi, seperti dikutip dari Healthline. Tubuh manusia terdapat mineral alami magnesium yang berguna menjaga kesehatan sel saraf, sistem imun, denyut jantung, tulang, dan kinerja otot. Kadar magnesium menurun tersebab pola makan yang tak seimbang, kecanduan alkohol, diare kronis, hingga gangguan pencernaan.
HENDRIK KHOIRUL MUHID