Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejarah sebagai ilmu harus berjalan sesuai dengan tradisi keilmiahan. Selain itu, sejarah harus mampu menghadapi tantangan zaman yang berubah sedemikian cepat, sehingga turut mengalami transformasi, tetapi bukan berarti mengubah hasil pemikiran para sejarawan di masa lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir laman journal.unilak.ac.id, dalam konteks ilmu, makna sejarah harus sesuai dengan kodratnya untuk bisa menjadi rasional dan objektif serta tetap sempurna. Lantas, apa itu sejarah sebagai ilmu?
Pengertian Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu, artinya sejarah harus dapat memainkan peran dalam proses transformasi sosial masyarakat yang berkaitan dengan pembangunan bangsa. Dengan demikian, ilmu sejarah akan dianggap “berwibawa” di dalam percaturan ilmu pengetahuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian menurut journal.iaisambas.ac.id, sejarah sebagai ilmu merupakan suatu susunan pengetahuan terkait peristiwa dan kisah yang terjadi di dalam masyarakat pada masa lampau. Cerita-cerita tersebut dirangkai secara sistematis dengan menggunakan metode berbasis asas-asas, prosedur, dan teknik ilmiah yang diakui oleh sejarawan.
Sejarah sebagai ilmu mempelajari aktualitas dan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita di masa lalu. Selain itu, sejarah sebagai ilmu menyatakan pengetahuan tentang masa lampau yang berusaha diwariskan melalui pengetahuan kepada suatu masyarakat tertentu.
Sejarah sebagai ilmu bisa dilihat dari tiga pilar penyangga ilmu, meliputi ontologi (hakikat masalah), epistemologi (cara mengejar masalah secara prosedural dan metode yang dimiliki), serta aksiologi (cara menerapkan ilmu sesuai dengan kaidah moral atau kegunaan). Sejarah bukan sebatas cerita biasa, tetapi terkandung penjelasan kritis dan kedalaman pengetahuan.
Asal-usul Konsep Sejarah sebagai Ilmu
Konsep sejarah sebagai ilmu baru lahir pada awal abad ke-20 saat terjadi perdebatan ilmiah di antara pakar sejarah. Perdebatan terjadi pertama kali di Jerman yang melibatkan ahli filsafat dan sejarawan. Poin yang diperdebatkan adalah apakah sejarah termasuk cabang ilmu pengetahuan atau sebuah seni.
Ilmu sejarah sendiri telah berkembang sejak abad ke-19, sejalan dengan perkembangan ilmu dan sains. Pengetahuan sejarah mencakup situasi manusia ketika masih hidup dalam jenjang sosial tertentu.
Oleh karena itu, ilmu sejarah berupaya menemukan hukum-hukum yang mengendalikan kehidupan manusia dan sebab-akibat yang ditimbulkan akibat perubahan-perubahan. Dengan demikian, sejarah dianggap sebagai media untuk memahami eksistensi kehidupan manusia di dunia.
Ciri-Ciri Sejarah sebagai Ilmu
Adapun sejarah dikategorikan sebagai ilmu karena dapat memenuhi ciri-ciri berikut:
Bersifat Empiris
Sejarah dianggap sebagai ilmu empiris karena telah melalui pemeriksaan dan interpretasi dari pengalaman manusia sebagaimana tertuang dalam artefak dan catatan sejarah.
Dokumen dan bukti-bukti sejarah yang ditemukan menjadi sumber utama bagi para sejarawan untuk mengembangkannya sebagai objek penelitian dalam mengungkap informasi yang faktual.
Mempunyai Objek
Setiap ilmu pengetahuan harus mempunyai tujuan dan objek materi yang jelas, sehingga dapat membedakannya dengan ilmu pengetahuan lain. Sejarah kerap kali dimasukkan ke dalam kajian kemanusiaan, karena objek utamanya adalah manusia.
Namun, sejarah dan antropologi berbeda, karena sejarah berfokus pada waktu, yang bertujuan untuk memahami perilaku manusia di masa lampau. Waktu dalam kajian sejarah bersifat subjektif, karena mewakili pengalaman yang dirasakan sendiri oleh manusia.
Mempunyai Teori
Sejarah sebagai ilmu karena memiliki teori pengetahuan sendiri, yang disebut sebagai filsafat sejarah kritis. Sejarah mencakup berbagai teori yang berhubungan dengan konsep-konsep, seperti subjektivitas, objektivitas, generalisasi, dan hukum sejarah.
Memiliki Generalisasi
Ilmu sejarah juga dapat menarik kesimpulan-kesimpulan umum atau generalisasi. Namun, sejarah mengadopsi pendekatan ideografis yang berorientasi pada studi fenomena individu atau gejala-gejala yang bersifat tunggal.
Memiliki Metode
Sejarah sebagai ilmu mempunyai metode penyelidikan ilmiah yang ditandai dengan pelaksanaan observasi secara sistematis, yang dikenal sebagai metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah sendiri merupakan seperangkat aturan-aturan untuk menghimpun sumber-sumber sejarah, menilainya dengan kritis, dan membangun sintesis dalam bentuk tulisan.
Contoh Sejarah sebagai Ilmu
Berikut beberapa contoh sejarah sebagai ilmu:
- Sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia.
- Proses perumusan Pancasila.
- Revolusi Indonesia 1945-1949.
- Revolusi Prancis 1789.
- Tragedi Tanjung Priok.
- Sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.