Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Boom Supersonic, perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat, dijadwalkan akan melakukan uji terbang ke-12 terhadap pesawat jet XB-1 Supersonic pada Selasa, 28 Januari 2025. Pengujian untuk mencapai target maksimum kecepatan supersonik Mach 2,2 atau 2,2 kali kecepatan suara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari situs resmi Boom Supersonic, XB-1 merupakan miniatur atau demonstrator untuk versi komersial, Overture, yang diharapkan beroperasi pada 2030. Perusahaan ini memiliki misi untuk menjadikan Overture sebagai pengganti Concorde, yang sebelumnya eksis sebagai pesawat jet komersial supersonik pertama di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“XB-1 memanfaatkan teknologi canggih untuk memungkinkan penerbangan supersonik yang efisien termasuk komposit serat karbon, avionik canggih, aerodinamika yang dioptimalkan secara digital, dan sistem propulsi supersonik canggih,” kata Boom Supersonic.
Sebelumnya, Concorde masuk pasar penerbangan sipil pada 1976 yang digunakan oleh maskapai British Airways dan Air France. Kecepatan yang mampu ditempuh oleh Concorde adalah Mach 2. Namun, semua pesawat ini pensiun pada 2003 karena biaya operasional dan perawatan yang dinilai amat tinggi dibandingkan dengan pasarnya yang sangat sempit.
Pasar itu semakin hilang menyusul anjloknya bisnis penerbangan pasa-serangan teroris 11 September 2001, juga kecelakaan jet Concorde yang terjadi pada 25 Juli 2000. Belum lagi polusi suara bising dan masalah emisi yang dihasilkan lebih banyak daripada tipe pesawat subsonik.
Pesawat supersonik Concorde. Wikipedia
Kali ini, Boom Supersonic menarget akan membuat Concorde dalam versi yang lebih kompetitif, bahkan dengan bahan bakar yang 100 persen ramah lingkungan. Sebelum Overture beroperasi, Boom memulainya dengan pesawat jet XB-1 yang lebih kecil dan hanya dikendalikan seorang pilot tanpa penumpang.
Pesawat demonstrator ini memiliki panjang 62,6 kaki (19 meter) dengan lebar sayap 21 kaki dan ditenagai oleh tiga mesin GE J85-15 dengan daya dorong maksimum gabungan sebesar 12.300 pon gaya (lbf). Pesawat ini memiliki berat kosong 12 ribu pon, berat maksimal lepas landas 17.400 pon, dan berat menanjak maksimum 18.200 pon.
Pesawat XB-1 hampir seluruhnya terbuat dari bahan komposit serat karbon, yang mewujudkan desain aerodinamis canggih dalam struktur yang kuat tapi ringan. Desainernya menggunakan simulasi dinamika fluida komputasional untuk mengeksplorasi di antara ribuan desain XB-1.
“Hasilnya adalah desain yang dioptimalkan yang menggabungkan operasi yang aman dan stabil saat lepas landas dan mendarat dengan efisiensi pada kecepatan supersonik,” kata Boom Supersonic mengklaim.
Mesin XB-1 menggunakan sirkulasi udara untuk secara efisien mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan. Hasilnya, memungkinkan mesin jet konvensional untuk memberi daya pada XB-1 dari lepas landas hingga penerbangan supersonik.
Dalam uji coba ke-11 pada 10 Januari lalu XB-1 telah mencapai kecepatan Mach 0,95 atau sekitar 575 knot dalam waktu penerbangan 44 menit pada ketinggian 29.481 kaki. Pada uji coba ke-10, kecepatan yang dicapai juga Mach 0,95 dalam waktu penerbangan 46 menit pada ketinggian 32.417 kaki.
Adapun uji pertama pada 22 Maret 2024 di Mojave Air & Space Port di Mojave, California. Kecepatan maksimum saat itu 264 knot selama 12 menit dengan ketinggian 7.120 kaki dari target melampaui Mach 1 pada awal 2025. Hingga uji ke 11, target dianggap masih on track.
Rangkaian uji terbang telah menunjukkan stabilitas pesawat dengan dan tanpa sistem kendali digitalnya. Begitu juga menguji kekuatan rangka pesawat menggunakan sebuah perangkat yang mensimulasikan energi disruptif potensial yang disebabkan oleh aliran udara pada kecepatan tinggi, sembari juga menekannya ke kecepatan maksimum yang terus ditingkatkan.
"Paruh kedua dari rangkaian uji yang kami lakukan adalah seluruhnya tentang mengembangkan rangka XB-1 secara bertahap seturut ketinggian terbang, kecepatan udara, dan angka Mach hingga kami nantinya tak terhindarkan lagi membuat lesatan supersonik," kata Nick Sheryka, chief flight test engineer XB-1 di Boom Supersonic dalam sebuah video promosi dikutip dari Livescience.
Nantinya, setelah uji coba XB-1 dinyatakan selesai, Boom Supersonic akan memproduksi pesawat komersil Overture yang bisa mengangkut 64-80 penumpang dengan kecepatan Mach 1,7. Artinya, penerbangan menyeberangi Samudera Atlantik antara Newark dan London akan bisa ditempuh dalam 3,5 jam saja.
Overture dirancang untuk beroperasi dengan bahan bakar penerbangan yang ramah lingkungan hingga 100 persen. Berdasarkan desain yang diunggah, Overture hampir mirip dengan Concorde. Namun pada bagian hidung pesawat Overture tidak didesain bisa menurun seperti Concorde.
Bentuk mesin jet Overture berbentuk tabung panjang yang diletakkan di bawah sayap, ukurannya lebih ramping daripada mesin pesawat komersil saat ini. Sedangkan mesin jet Concorde berbentuk kotak di bawah sayapnya yang lebar.
Kesamaan dari desain dua jet supersonik itu pada bagian ekor atau vertical stabilizer. Bentuknya sama-sama memanjang dan ketinggiannya lebih rendah daripada pesawat komersil kebanyakan.
Boom Supersonic mengatakan sudah ada 130 pesanan yang masuk untuk Overture. Maskapai yang telah memesan disebutkan di antaranya American Airlines, United Airlines, dan Japan Airlines.