Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Emisi karbon global adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim saat ini. Gas karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan ke atmosfer berkontribusi terhadap pemanasan global yang berdampak luas terhadap lingkungan. Tanpa tindakan nyata untuk mengurangi emisi ini, dampak negatifnya akan terus meningkat dan mengancam kehidupan di Bumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emisi karbon global adalah hasil dari berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah besar. Penggunaan bahan bakar fosil hingga deforestasi berkontribusi pada peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami apa itu emisi karbon, penyebabnya, serta dampaknya bagi lingkungan dan kehidupan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa itu Emisi Karbon?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emisi karbon adalah pelepasan gas karbon dioksida dari kendaraan, pabrik, dan sebagainya yang dianggap membahayakan lingkungan.
Emisi karbon terjadi akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, dan gas yang digunakan untuk berbagai kebutuhan manusia, termasuk transportasi, industri, dan pembangkit listrik.
Pelepasan gas karbon dioksida ke atmosfer dalam jumlah besar bersignifikan terhadap lingkungan. Gas ini menumpuk di atmosfer dan berkontribusi terhadap efek rumah kaca, yang menyebabkan peningkatan suhu global. Tanpa adanya pengurangan emisi yang signifikan, kondisi ini dapat semakin parah dan berdampak luas pada kehidupan di Bumi.
Kegiatan manusia yang dapat menghasilkan emisi karbon, antara lain penggunaan kendaraan bermotor, aktivitas industri yang bergantung pada bahan bakar fosil, serta pembakaran sampah. Deforestasi atau penebangan hutan secara masif juga berkontribusi besar terhadap peningkatan emisi karbon, karena pohon yang menyerap CO2 dalam proses fotosintesis menjadi berkurang.
Penyebab Emisi Karbon
Pada dasarnya, tubuh manusia turut berkontribusi terhadap emisi karbon melalui proses pernapasan yang melepaskan CO2. Namun, mayoritas emisi karbon berasal dari aktivitas manusia.
Salah satu yang paling kentara memicu CO2 adalah proses produksi di sektor industri yang menggunakan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar untuk menjalankan mesin dan peralatan itu menghasilkan gas buang yang mengandung karbon dioksida dalam jumlah besar.
Pembusukan bahan organik juga melepaskan karbon dioksida ke atmosfer. Ketika sampah organik membusuk di tempat pembuangan akhir, proses dekomposisi menghasilkan gas rumah kaca yang memperburuk efek pemanasan global.
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam menjadi sumber utama emisi karbon di dunia. Deforestasi secara masif semakin memperburuk kondisi ini. Penebangan hutan mengurangi jumlah pohon yang berfungsi sebagai penyerap karbon alami, sehingga semakin banyak CO2 yang tertahan di atmosfer.
Dampak Negatif Emisi Karbon
Dirangkum dari berbagai sumber, salah satunya situs PGN LNG Indonesia, Emisi karbon yang terus meningkat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan maupun kehidupan manusia. Dampak ini mencakup perubahan iklim, kerusakan lingkungan, risiko kepunahan keanekaragaman hayati, bencana alam, berkurangnya ketersediaan air dan makanan, serta ancaman terhadap kesehatan manusia.
1. Perubahan Iklim
Salah satu dampak utama dari emisi karbon adalah perubahan iklim. Peningkatan suhu global menyebabkan cuaca ekstrem, seperti gelombang panas, badai yang lebih kuat, serta pola hujan yang tidak menentu. Hal ini dapat berdampak pada sektor pertanian, ketersediaan air, dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
2. Kerusakan Lingkungan
Emisi karbon juga berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan, termasuk pencemaran udara dan air. Konsentrasi karbon dioksida yang tinggi menyebabkan peningkatan kadar asam di lautan, yang berdampak pada ekosistem laut dan kehidupan organisme di dalamnya.
3. Risiko Kepunahan Aneka Ragam Hayati
Peningkatan suhu global akibat emisi karbon menyebabkan banyak spesies flora dan fauna kehilangan habitat alaminya. Hal ini mempercepat kepunahan berbagai spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat.
4. Bencana Alam
Kondisi iklim yang tidak stabil akibat emisi karbon dapat meningkatkan frekuensi bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Hal ini berdampak besar pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
5. Ketersediaan Air dan Makanan Berkurang
Perubahan iklim akibat emisi karbon dapat mengganggu siklus air dan produktivitas pertanian. Curah hujan yang tidak menentu dan suhu yang lebih tinggi dapat mengurangi hasil panen, sehingga ketersediaan pangan menjadi semakin terbatas.
6. Kesehatan Manusia
Peningkatan emisi karbon juga berdampak buruk pada kesehatan manusia. Pencemaran udara akibat gas karbon dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, seperti asma dan infeksi saluran pernapasan. Selain itu, suhu yang lebih tinggi juga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan oleh vektor, seperti malaria dan demam berdarah.