Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Sirup Paracetamol, Ibuprofen dan Ginjal, Ini Penjelasan Profesor Farmasi UGM

Merebaknya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak belakangan ini berdampak obat populer jenis sirup paracetamol ikut ramai diperbincangkan.

21 Oktober 2022 | 07.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi obat sirup. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Ilustrasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Merebaknya kasus gangguan atau bahkan gagal ginjal akut misterius pada anak belakangan ini berdampak obat populer jenis sirup paracetamol, atau parasetamol, dan ibuprofen ikut ramai diperbincangkan. Ini karena keduanya diproduksi dalam bentuk sirop dan kadar terlalu tinggi senyawa kimia yang diduga berada di balik kasus-kasus tersebut biasa digunakan sebagai pelarut dalam sirup obat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak, Ini 5 Obat Sirup yang Ditarik Peredarannya oleh BPOM

Guru Besar di Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM), Zullies Ikawati, menjelaskan bahwa ibuprofen termasuk golongan non steroid. Cara kerjanya mirip parasetamol, hanya ibuprofen bersifat antiradang dan parasetamol tidak. "Kalau parasetamol itu kan tidak bersifat antiradang atau sangat sedikit ke arah antiradang,” katanya, Kamis 20 Oktober 2022.

Ibuprofen, selain dapat mengurangi rasa sakit dan menurunkan panas, juga memiliki kandungan antiradang. Ini yang menurut Zullies menyebabkan ibuprofen memiliki efek yang dapat mengganggu kesehatan ginjal dibanding penggunaan parasetamol. “Tapi itu juga kalau terdapat pada dosis yang besar,” kata Zullies.

Zullies menegaskan bahwa letak permasalahan dalam kasus gagal ginjal akut misterius pada anak saat ini bukan pada kandungan parasetamol atau ibuprofen, namun pada pelarut dalam sirop obat. Sehingga masyarakat diminta untuk menghindari segala sirop obat sementara waktu, termasuk ibuprofen yang dalam bentuk sirop. 

Sementara penyelidikan terus berjalan oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM, Zullies menyarankan masyarakat untuk selalu berkonsultasi kepada dokter atau tenaga kesehatan sebelum memberikan obat, khususnya kepada anak. 

ZAHRANI JATI HIDAYAH

Baca juga:
Gagal Ginjal Misterius Renggut Nyawa Bayi Emira dalam Seminggu, Ini yang Terjadi

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus