Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Studi dan Pemodelan 3D Ungkap Rahasia Gerak Ular Terbang

Peneliti di Amerika mempelajari tujuh ular pohon surga, spesies yang kerap melompat dari puncak pohon dan langsung meluncur hingga sejauh 100 meter.

4 Juli 2020 | 16.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ular bergerak dengan membuat badannya berkelak kelok untuk mendapatkan daya dorong saat berada di darat atau melalui air. Tapi kenapa ular jenis tertentu tetap melakukannya saat berada di udara, ketika meluncur dan berpindah lokasi dari sebuah pohon?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak diketahui jelas alasannya hingga satu tim ilmuwan meneliti sekelompok ular Chrysopelea paradise. Mereka baru memahami bahwa gerakan yang membuat tubuhnya seperti gelombang itu membantu si ular itu menstabilkan tubuhnya, memampukan mereka untuk melayang lebih jauh seperti terbang tapi tanpa sayap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitian itu dilakukan Isaac Yeaton dari Virginia Polytechnic Institute and State University, Amerika Serikat, dan kawan-kawannya. Mereka mempelajari tujuh ekor ular pohon surga, spesies yang kerap melompat dari puncak pohon dan langsung meluncur hingga sejauh 100 meter secara horizontal.

Ular jenis itu mengempiskan tubuhnya dengan melebarkan bagian rusuk atau perut dan mengibas dari satu sisi ke sisi lain ketika melayang, membuatnya meluncur dengan kecepatan 10 meter per detik. Yeaton dkk menggunakan kamera dengan sensor penangkap gerakan kecepatan tinggi, memfilmkannya dari atas saat ular-ular itu meluncur dari platform setinggi 8,3 meter ke tanaman buatan di atas tanah.

Menganalisis gerakan ular itu, para penelitinya menemukan kalau di pertengahan melayang di udara ular-ular itu membuat gerakan mirip gelombang dengan tubuhnya baik horizontal maupun vertikal. Ular juga membengkokkan tubuhnya mengarahkan kepala ke atas dan bawah.

Para peneliti itu lalu membangun model digital 3D untuk simulasi gerakan melayang ular-ular itu dan melihat efek apa yang dihasilkan gerakan bak gelombang itu terhadap daya melayang.

Hasilnya, tanpa gerakan itu, model menunjukkan kalau ular akan cepat menukik tajam atau menukik dan terguling, menjadi tidak stabil di udara. Tapi dengan gerakan itu, sebagian besar simulasi menunjukkan daya melayang yang stabil.

Dalam lingkungan yang berbeda, ular dan hewan lain membuat gerakan melenggak lenggok itu untuk membantunya bergerak. “Mereka menekan ke tanah atau menekan melawan air saat berenang, dan jika berhenti, mereka tak akan bergerak maju,” kata Yeaton.

Tapi ular terbang menggunakan lenggak-leggok dengan cara berbeda. “Mereka menggunakannya untuk stabilitas, bukan untuk propulsi.”

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus