Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seekor ular death adder (Acanthophis) dengan tiga taring berbisa ditemukan di Australian Reptile Park, Australia. Gigi taring tambahan membuat reptil ini berpotensi lebih mematikan dibanding jenis death adder lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya,” kata Billy Collett, manajer taman di Australian Reptile Park, dikutip dari Live Science, dikutip Kamis, 27 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Collett, ular tersebut sudah masuk dalam program penelitian bisa selama tujuh tahun. Namun, taring ketiga death adder baru ditemukan belakangan. Taring berbisa ketiga terletak di sisi kiri mulut ular tersebut, berdekatan salah satu taring normalnya. “Saya pikir taring itu akan rontok seiring waktu. Tapi satu tahun kemudian ternyata masih ada,” tuturnya.
Manajemen Australian Reptile Park menyatakan taring tambahan ini merupakan hasil mutasi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Dengan volume bisa yang lebih besar, ular death adder langka itu digadang-gadang merupakan yang paling berbahaya dari spesiesnya.
Selama ini Death adder dikenal sebagai kelompok ular berbisa yang berasal dari Australia dan Papua Nugini. Serangannya termasuk yang tercepat di dunia, dengan laju gigitan dan injeksi racun kurang dari 0,15 detik.
Bisa ular ini mengandung neurotoksin yang dapat memicu kelumpuhan dan kematian jika tidak segera ditangani. Sebelum adanya penawar atau antibisa, sekitar 50 persen gigitan death adder berujung kematian.
Taring tambahan, Collet meneruskan, pertama kali ditemukan petugas Australian Reptile Park ketika memeras bisa salah satu Death adder. Dengan tiga taring, jumlah racun yang dihasilkan bisa dua kali lipat lebih banyak dari death adder bertaring dua.
Penyebab mutasi taring ketiga Death adder masih belum diketahui. Ular Death adder sudah lazim merontokkan taring lama dan menumbuhkan yang baru. Namun, proses tumbuhnya taring ketiga belum bisa diteliti dengan fasilitas seadanya di Australian Reptile Park.