Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Supervolcano diketahui sangat mengancam dunia jika meletus, namun potensi mereka untuk menghancurkan peradaban sering tidak terdokumentasi karena berlangsung di zaman lampau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: 5 Supervolcano Terbesar di Dunia: Yellowstone, Danau Toba
Baca: Supervolcano Yellowstone Ancam Peradaban, NASA Siapkan Pengeboran
Baca: Ilmuwan Soal Bahaya Supervolcano: Bikin Bumi Seperti Kiamat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Supervolcano ini telah menghapus banyak bagian kehidupan sebelumnya dan ada kemungkinan serius bahwa mereka akan melakukannya lagi di masa depan. Hal ini menimbulkan pertanyaan supervolcano mana yang seharusnya paling kita khawatirkan.
Supervolcano menurut definisi adalah salah satu yang telah memiliki letusan bermagnitudo 8 - yang tertinggi dan paling mengerikan - pada Volcano Explosivity Index di masa lalu.
Yellowstone adalah supervolcano yang menerima sejumlah besar liputan media di seluruh dunia. Tapi apakah ini benar-benar gunung berapi terbesar dan paling mengancam. Dalam hal ini pesaingnya adalah Toba yang terletak di Indonesia.
Letusan Toba lebih baru dalam hal jam geologi. Ketika meletus, letusan Toba dianggap telah menciptakan kerusakan di dunia, yang hampir memusnahkan manusia periode awal.
Baik Yellowstone maupun Toba telah menghasilkan letusan dengan ukuran yang sama sekitar 5.000 kilometer kubik. Tidak hanya mampu melepaskan lava dalam jumlah besar, tetapi juga sejumlah besar batu, abu, dan zat lain seperti belerang. Juga menurunkan suhu global sangat jauh, meski sementara. Keduanya menghasilkan letusan yang lebih dari mampu membunuh lebih dari 6 miliar orang di planet ini.
Yellowstone Caldera
Yellowstone Supervolcano. Kredit: Advocator
Yellowstone, yang terletak di Wyoming, AS, adalah gunung berapi paling terkenal dan juga memiliki potensi untuk menjadi yang paling kuat. Supervolcano Yellowstone terakhir meletus 700.000 tahun yang lalu, tetapi para ahli mengatakan gunung itu bakal meledak setiap satu juta tahun atau lebih.
Jika gunung berapi yang kuat itu meletus, diperkirakan 87.000 orang akan terbunuh dan dua pertiga dari AS akan tidak layak huni.
Ribuan ton abu memuntahkan ke atmosfer akan menghalangi sinar matahari dan secara langsung mempengaruhi kehidupan di bawahnya yang menciptakan "musim dingin nuklir". Sejumlah besar sulfur dioksida yang dilemparkan ke atmosfer akan membentuk sulfur aerosol yang memantulkan dan menyerap sinar matahari.
Pada 2015, para ilmuwan mengumumkan Yellowstone memiliki waduk magma empat kali lebih besar dari ruang di bawahnya. Mereka mengatakan ini bisa menjadikannya waduk magma terbesar di dunia, dengan volume 46.000 km3 - cukup besar untuk mengisi Grand Canyon 11 kali lebih.
Danau Toba
Danau Toba.
Danau Toba adalah salah satu supervolcano terbesar di dunia dan terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Terakhir meletus 74.000 tahun yang lalu menyebabkan 2.800 – 5.300 km kubik bahan terlontar ke atmosfer.
Menyusul letusan itu, suhu global menurun drastis selama satu dekade, dan menutupi wilayah besar Indonesia dan India dalam abu. Sebuah pulau di tengah Danau Toba, Indonesia, perlahan naik dan dianggap sebagai tanda Bumi menggembung karena tekanan magma di bawah permukaan.
Sudah diasumsikan bahwa Toba menyebabkan "Kemacetan Evolusi" pada manusia saat letusan terakhirnya. Selain itu Toba lebih dekat dengan wilayah berpenduduk terbesar di dunia, India, Cina, dan Indonesia, sehingga dapat membunuh lebih dari 2 miliar manusia.
Meski demikian, karena baru meledak, Toba meletus 74 ribu tahun lalu dibandingkan Yellowstone 640 ribu tahun lalu, meski Toba hampir 3 kali lebih besar, tapi siklusnya masih lama. Dalam hal ini Yellowstone cukup lebih berbahaya.
Simak artikel lainnya tentang supervolcano di kanal Tekno Tempo.co.
EXPRESS | THE WORLD OF SCIENCE | IBTIMES