Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Teleskop James Webb menemukan angin dengan kecepatan ribuan mil per jam meniupkan hujan kristal kuarsa kecil melalui atmosfer panas terik yang mengandung silikat di planet gas raksasa jauh yang disebut WASP-17b.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mengetahui dari pengamatan [Teleskop Luar Angkasa] Hubble bahwa pasti ada aerosol berupa partikel kecil yang membentuk awan atau kabut, di atmosfer WASP-17b,” kata Daniel Grant dari Universitas Bristol di Inggris dan pemimpin studi baru mengenai penemuan tersebut sebagaimana dikutip dari Space pekan lalu. Namun para peneliti tidak menyangka bahwa partikel tersebut terbuat dari kuarsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuarsa adalah salah satu bentuk silikat, yaitu mineral yang kaya akan silika dan oksigen. Silikat sangat umum ditemukan. Semua benda batuan di tata surya terbuat dari silikat, dan silikat sebelumnya telah terdeteksi di atmosfer eksoplanet Jupiter yang panas. Namun, dalam kasus tersebut kristal olivin dan piroksen lebih kompleks dan kaya magnesium.
“Kami sepenuhnya berharap untuk melihat magnesium silikat,” kata Hannah Wakeford dari Bristol. “Tapi yang kami lihat kemungkinan besar adalah bahan penyusunnya, yaitu partikel benih kecil yang diperlukan untuk membentuk butiran silikat yang lebih besar yang kita temukan di planet ekstrasurya yang lebih dingin dan katai coklat.”
Sekilas planet WASP-17b
Planet mengorbit setiap 3,7 hari pada jarak hanya 7,8 juta kilometer dari bintangnya, yang berjarak 1.300 tahun cahaya dari Bumi. WASP-17b sangat dekat dengan induk bintangnya sehingga suhu siang hari mencapai 1.500 derajat Celcius.
Karena atmosfer di planet ekstrasurya ini begitu panas, luas planet sebenarnya telah meluas menjadi sekitar 285.000 kilometer, yang dua kali diameter Jupiter. meskipun WASP-17b hanya memiliki sekitar setengah massa keseluruhan Jupiter. WASP-17b adalah salah satu planet "paling bengkak" yang pernah diketahui — dan atmosfernya yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Pada penelitian ini, Grant dan rekan astronom lainnya mengamati WASP-17b melintasi bintangnya menggunakan Instrumen Inframerah Tengah (MIRI) JWST. Saat planet ekstrasurya bergerak di depan bintangnya dari sudut pandang JWST, MIRI mendeteksi cahaya bintang yang terhalang oleh planet bengkak itu sendiri, namun sebagian diserap oleh atmosfer dunia. Pengukuran tersebut menghasilkan apa yang disebut spektrum transmisi, di mana panjang gelombang tertentu dihalangi oleh molekul atmosfer tertentu.
Grant menjelaskan bagaimana kristal silikat pertama kali tertanam di atmosfer planet. “WASP-17b sangat panas dan tekanan di mana kristal kuarsa terbentuk di atmosfer tinggi hanya sekitar seperseribu dari apa yang kita alami di permukaan bumi,” katanya. Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, kristal padat dapat terbentuk langsung dari gas, tanpa melalui fase cair terlebih dahulu.
Temuan ini dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters. Jurnal setebal 15 halaman itu terbit pada 20 Oktober 2023.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.