Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Temuan bangkai pesawat di Pantai di Kampung Ndomande, Distrik Malind, Kabupaten Merauke, diduga arkeolog merupakan bekas pesawat pengebom Jepang yang digunakan dalam Perang Dunia II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut arkeolog Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, pesawat yang ditemukan di Merauke merupakan pengebom Jepang G4M2 Mitsubishi pada Perang Pasifik atau Perang Dunia II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pesawat yang ditemukan di Merauke merupakan bagian dari pertempuran Port Moresby, 3 Februari 1942 - 17 Agustus 1943. Jepang berusaha menguasai Port Moresby dan Merauke, untuk dijadikan batu loncatan menyerang Darwin Australia," katanya.
Namun hingga Perang Dunia II berakhir, Jepang tidak berhasil menguasai Port Moresby, Merauke dan Darwin.
Sebelumnya, Kepala Seksi Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Ramli Mandessy, mengatakan, sebenarnya bangkai pesawat itu bukan temuan baru.
Sisa-sisa pesawat pengebom Jepang dalam PD II ditemukan di Merauke, Papua, Oktober 2019. (Dok. Dinas Dibud Merauke)
“Sebenarnya tidak ada penemuan, tapi benda tersebut sudah ada dan sangat nampak sejak dulu hingga kini,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 22 Oktober 2019.
Menurut penuturan orang-orang tua setempat kepada Ramli, di waktu lalu ada beberapa pesawat terbang melintasi muara kali Mbian lewat di atas kampung Ndomande. “Seakan saling kejar-kejaran dengan suara meraung-raung hampir setiap hari,” kata Ramli menceritakan kembali.
Pada suatu hari, terdengar suara keras dan ketika didatangi ternyata sebuah pesawat jatuh dan ada tiga orang berkulit putih keluar dari pesawat.
“Wargapun takut dan lari bersembunyi, menjauhi tempat tersebut. Beberapa hari kemudian warga mendekat kembali dan hanya menemukan pesawat tanpa pemiliknya. Tempat tersebut dulunya hutan dan kini adalah pesisir pantai,” ujar Ramli.
Bangkai pesawat ramai dibicarakan setelah ada netizen mengunggahnya di media sosial. Pemerintah Merauke rencananya akan melakukan survei terhadap benda tersebut bersama Balai Arkeologi Papua awal tahun depan.