Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan start-up Zunum, didukung Boeing Co, tengah merancang pesawat listrik-hibrida pertama yang akan mulai beroperasi secara komersial pada 2022, demikian pernyataan perusahaan itu pada Kamis dua pekan lalu. Untuk mesin pendorongnya, Zunum memilih mesin buatan perusahaan Prancis, Safran SA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zunum, berbasis di Seattle, Amerika Serikat, adalah satu dari sekian perusahaan yang mencoba mengurangi emisi gas karbon pesawat, kebisingan, dan biaya operasional. Investasi yang mulai mengalir ke proyek ini membuat pesawat yang memanfaatkan teknologi mobil listrik-hibrida tersebut memiliki prospek menjanjikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siemens AG, Rolls-Royce Holdings PLC, dan Airbus SA bergabung untuk membangun sistem pendorong listrik pesawat pada tahun lalu. Sedangkan Honeywell International mengembangkan generator dengan kapasitas besar yang dapat digunakan pada pesawat listrik untuk jarak tempuh jauh.
Zunum, yang juga dibiayai oleh JetBlue Airways Corp, membuat pesawat kelas ekonomi dengan jumlah kursi 12 untuk perjalanan sejauh 1.120 kilometer. Target pasar pesawat dengan kode ZA10 ini adalah perusahaan swasta maupun komersial secara global.
Tenaga utama pesawat adalah baterai yang diintegrasikan dengan generator turbo untuk memperpanjang jarak tempuh. Mesin yang digunakan jenis Safran Helicopter Engines Ardiden 3Z. Mesin ini mampu bersaing dengan mesin buatan General Electric, Honeywell, Pratt & Whitney, dan Rolls-Royce.
"Inilah pesawat masa depan. Untuk jarak pendek, pesawat ini akan menggantikan pesawat konvensional," kata Chief Executive Officer Zunum, Ashish Kumar. "Dalam pengembangan riset dan pembuatan ZA10, biaya yang dibutuhkan lebih hemat US$ 300 juta (sekitar Rp 4,5 triliun) dibandingkan dengan pesawat konvensional."
Persaingan membuat pesawat listrik sepertinya bakal ramai. Pada Juni lalu, Norwegia mencoba pesawat listrik dua penumpang buatan perusahaan Slovenia, Pipistrel. Pesawat ini diharapkan bisa dikembangkan menjadi pesawat komersial pada 2025. Pemerintah Norwegia mencanangkan penerbangan domestik ramah lingkungan mulai 2040.
Pesawat listrik-hibrida Siemens pada awal tahun ini juga sudah diuji coba. Juru bicara perusahaan mengatakan pesawat bekerja dengan mulus seperti mobil Toyota Prius: mesin dengan bahan bakar berputar layaknya generator yang menghasilkan listrik untuk diteruskan ke baterai yang ada di sayap.
Sedangkan pada pesawat Zunum, mesin digerakkan oleh tenaga baterai dan generator turbo yang diletakkan pada bagian belakang badan pesawat. Menurut Kumar, biaya operasional per jam pesawat listrik-hibrida ZA10 ini US$ 250 (sekitar Rp 3,8 juta) atau 60-80 persen lebih hemat ketimbang pesawat konvensional.
Prototipe pesawat ZA10 akan diterbangkan pada Desember mendatang. Sedangkan versi revisinya akan mulai diuji coba pada musim panas 2019. Sedangkan tes mesin listrik-hibrida buatan Airbus, Siemens, maupun Rolls-Royce baru akan dilakukan pada 2020. ZUNUM AERO | SAFRAN SA | REUTERS | GRAPHICNEWS | FIRMAN ATMAKUSUMA
Pesawat Listrik-Hibrida Buatan Zunum
Start-up Zunum Aero, yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, berambisi memenuhi langit Negeri Abang Sam dengan pesawat komersial listrik-hibrida pertama ZA10. Proyek ini didukung penuh dua perusahaan dirgantara raksasa, Boeing dan JetBlue.
Kokpit: Satu atau dua pilot
Kabin: Tempat duduk untuk 12 orang kelas ekonomi, atau 9 kelas premium, atau 6 kelas eksekutif.
Biaya Operasional: Zunum memperkirakan biaya per jam US$ 250 (sekitar Rp 3,8 juta) atau 60-80 persen lebih hemat ketimbang pesawat konvensional.
Pesanan: JetSuite akan membeli 100 pesawat.
Sistem Pendorong: Terintegrasi di panel kontrol. Memberitahukan penggunaan energi secara optimal untuk setiap penerbangan dan mengatur tenaga baterai.
Tempat Baterai: Bisa ditukar secara cepat dan mudah di bandara, bukan diisi ulang.
Mesin Hibrida Safran Ardiden 3Z: Mesin terintegrasi dengan generator turbo, menghasilkan tenaga listrik 500 kW yang mampu mengalirkan listrik cadangan selama penerbangan panjang.
Kapasitas bahan bakar: 363 kg
Pendorong Elektrik: Mengurangi 40 persen kebutuhan panjang landas pacu dan 75 persen lebih senyap dibanding pesawat konvensional. Buangan emisi karbon berkurang 80 persen.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo