Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang ledakan Omicron BF.7 di Cina dan potensi Covid-19 varian baru di dunia. Apakah ledakan kasus baru Covid-19 di Cina dapat melepas virus corona mutan yang baru ke dunia? Para ilmuwan tidak dapat memastikan namun mencemaskannya. Di Cina, virus itu--terutama subvarian Omicron BF.7--diketahui sedang menyebar dengan cepat setelah otoritasnya memutuskan meninggalkan kebijakan karantina ketat 'zero Covid' per 7 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita terpopuler selanjutnya tentang eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengungkap rencana Komite Darurat WHO menggelar rapat membahas situasi pandemi Covid-19 terkini pada Januari 2023. Rapat, kata dia, setelah pada Desember ini mewacanakan mencabut situasi darurat mulai tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) membuat inovasi kapal ikan berbasis rigid buoyant boat (RBB) yang terbuat dari material plastik (high-density polyethylene/HDPE). Kapal tersebut sudah diuji coba pada kelompok nelayan di Desa Tlocor, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Apakah ledakan kasus baru Covid-19 di Cina dapat melepas virus corona mutan yang baru ke dunia? Para ilmuwan tidak dapat memastikan namun mencemaskannya.
Seperti yang disampaikan Stuart Campbell Ray, pakar penyakit menular di Johns Hopkins University, AS, dia menyebut Cina memiliki populasi penduduk yang sangat besar, 1,4 miliar jiwa, namun imunitas yang terbatas. "Itu bisa saja menjadi setting untuk kita bisa melihat ledakan varian virus baru," katanya.
Menurut Ray, setiap kasus infeksi baru memberikan peluang bagi virus corona untuk bermutasi. Dan di Cina, virus itu--terutama subvarian Omicron BF.7--diketahui sedang menyebar dengan cepat setelah otoritasnya memutuskan meninggalkan kebijakan karantina ketat 'zero Covid' per 7 Desember 2022.
Meski cakupan vaksinasi di negara itu dilaporkan tinggi, tapi tidak untuk level booster terutama di kalangan penduduk lansia-nya. Tambahan lagi, vaksin-vaksin domestik yang telah digunakan terbukti kalah efektif menghadapi infeksi Covid-19 yang berat dibandingkan vaksin mRNA bikinan Barat.
Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengungkap rencana Komite Darurat WHO menggelar rapat membahas situasi pandemi Covid-19 terkini pada Januari 2023. Rapat, kata dia, setelah pada Desember ini mewacanakan mencabut situasi darurat mulai tahun depan.
Rencana dan wacana itu juga terangkai dengan pernyataan pada September lalu bahwa akhir pandemi sudah di depan mata. "Secara umum Covid-19 di dunia memang membaik," kata Tjandra Yoga saat dihubungi pada Jumat malam, 30 Desember 2022.
Dia mengungkap itu saat dimintakan tanggapannya atas keputusan pemerintah mencabut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam pengumuman yang disampaikan Jumat. Menurut Tjandra Yoga, situasi Covid-19 global sejalan dengan kondisi di dalam negeri.
Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini merujuk ke empat indikator penanganan Covid-19 domestik yang seluruhnya telah cukup lama menunjukkan perkembangan baik. Keempatnya adalah jumlah kasus positif, kasus aktif, positivity rate, dan tingkat keterisian rumah sakit.
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) membuat inovasi kapal ikan berbasis rigid buoyant boat (RBB) yang terbuat dari material plastik (high-density polyethylene/HDPE). Kapal tersebut sudah diuji coba pada kelompok nelayan di Desa Tlocor, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Dari hasil uji coba tersebut, kapal ikan hasil penelitian yang dibiayai dari program Riset Keilmuan Terapan oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) 2022 ini ternyata bisa menghemat bahan bakar dan lebih efisien.
Ketua tim penelitian, I Putu Arta Wibawa, mengatakan bahwa material HDPE memang belum banyak digunakan oleh kelompok nelayan karena harganya relatif lebih tinggi dibandingkan fiberglass reinforced plastic (FRP) dan kayu. “Namun, material HDPE bisa menjadi alternatif bahan pembuatan kapal. Pasalnya, saat ini kayu yang bagus sudah cukup sulit didapatkan dan bahan FRP termasuk bahan yang kurang ramah lingkungan,” ungkapnya dilansir dari laman vokasi.kemdikbud.go.id pada Jumat, 30 Desember 2022. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.