Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jember - Jajaran guru besar Universitas Jember, Jawa Timur, bertambah menyusul dikukuhkannya delapan yang baru, Senin, 29 Januari 2024. Kedelapan guru besar ini mendalami berbagai bidang disiplin keilmuan, mulai dari matematika sampai ilmu akuntansi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna, menegaskan tambahan delapan guru besar akan meningkatkan rekognisi dan reputasi Universitas Jember. Dari 54 guru besar pada 2020 lalu, Iwan mengungkap kini sudah ada 74 guru besar aktif di kampus itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Insya Allah di tahun 2028 jumlahnya sudah di atas seratus guru besar," katanya dalam pengukuhan delapan guru besar terbaru di Gedung Auditorium Kampus Tegalboto, Senin.
Pengukuhan delapan guru besar pada hari itu juga disebutnya menjadi tambahan energi bagi Universitas Jember yang akan bertransformasi menjadi PTN-Berbadan Hukum. Itu sebabnya, Iwan menambahkan, meminta semua guru besar terus meningkatkan karya dan inovasi serta menjaga idealisme sebagai pendidik.
"Guru besar juga dituntut untuk mengedepankan integritas, jujur, konsisten dan obyektif serta menjadi teladan bagi kolega dosen dan mahasiswanya," katanya melalui keterangan tertulis.
Kedelapan guru besar baru di Universitas Jember itu adalah Didik Sugeng Pambudi. Ia menawarkan Model Outdoor Learning Mathematics Project (OLMP): Alternatif untuk Meningkatkan Sikap Positif dan Prestasi Matematika Siswa Indonesia.
Penelitiannya berangkat dari hasil pengukuran Programme for International Student Assessment (PISA) 2020-2022 yang menunjukkan kemampuan matematika pelajar Indonesia masih berada di level 2. "Jauh dari standar yang mensyaratkan kemampuan matematika di level 5," kata Didik.
Lalu, Anak Agung Istri Ratna Dewi yang mengangkat pentingnya peran enzim Xilanolitik dari Bacillus sp. dalam abdominal rayap untuk industri ayam broiler. Xilooligosakarida atau XOS yang dihasilkan enzim itu dibuktikannya dapat meningkatkan bobot ayam secara signifikan karena memperbaiki kesehatan saluran pencernaan, metabolisme, dan produktivitas.
Pengukuhan juga dilakukan terhadap Ari Satia Nugraha sebagai guru besar bidang Ilmu Kimia Medisinal. Dia memaparkan potensi agen antikanker pada Lichen atau lumut kerak yang merupakan organisme komposit unik yang muncul dari hubungan simbiosis alga dan jamur.
Baca halaman berikutnya ada Guru Besar Ilmu Akuntansi dan Guru Besar paling muda
Berpotensi melawan kanker paru, kanker hati hingga leukimia, Ari menyebutkan kalau lumut kerak tumbuh subur di Indonesia. "Bahkan saya menemukan ada lima spesies Lichen di kampus kita," katanya.
Giliran presentasi berikutnya diberikan kepada Kahar Muzakhar, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Terapan, yang menjabarkan berbagai keuntungan dari riset bidang mikrobiologi. Selain keuntungan ekonomis karena biaya perolehan, perawatan, dan manipulasi mikroba lebih rendah dibandingkan tanaman atau hewan yang digunakan dalam proses produksi, microbiofactory juga disebutnya greenfactory karena produksi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Guru Besar berikutnya adalah Alwan Sri Kustono dari Program Studi Akuntansi. Alwan menyajikan tema bagaimana seharusnya akuntansi ditempatkan dalam sebuah organisasi. Menurut dia, banyak yang masih menganggap pelaksanaan akuntansi hanya menghasilkan produk akhir berupa laporan keuangan atau kewajiban perpajakan.
“Padahal jika dilaksanakan dengan baik maka akuntansi bisa menjadi roh strategis sebab proses di dalamnya akan menghasilkan banyak data dan informasi penting guna pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan masa depan perusahaan atau lembaga," tuturnya.
Berikutnya, Kartika Senjarini dikukuhkan sebagai Guru Besar Biologi Molekuler. Fokus penelitiannya adalah air liur nyamuk anopheles sebagai vektor penyebar penyakit malaria. Tujuannya, menurunkan infektivitas patogen yang ditransmisikan dan sekaligus mengendalikan transmisinya.
"Pengembangan vaksin berbasis molekul protein dalam saliva vektor nyamuk ini merupakan pendekatan baru yang saat ini semakin banyak diteliti oleh para ilmuwan di dunia," kata Kartika.
Guru besar ketujuh yang dikukuhkan pada Senin lalu adalah Abubakar Eby Hara dari bidang ilmu Hubungan Internasional. Menurut dia, sudah saatnya paradigma ilmu Hubungan Internasional berubah, tidak hanya berinduk dari pengalaman dan teori dunia barat atau belahan bumi utara saja. Negara-negara di belahan bumi Selatan termasuk Indonesia, kata Abubakar, juga memiliki konsep bagaimana membina hubungan antar bangsa.
Terakhir, Erlia Narulita dari bidang bioteknologi yang menjadi guru besar paling muda di Universitas Jember saat ini. Orasi ilmiahnya berjudul Bacteriophage Engineering: Alternatif Terapi untuk Multidrug Resistance.
Saat ini Erlia Narulita sedang meneliti pengeditan genom pada bakteriofag penginfeksi bakteri patogen Salmonella. Seperti diketahui bakteri Salmonella adalah pencetus penyakit seperti diare, infeksi usus hingga kram perut. Ini bisa mengatasi pemakaian antibiotika yang apabila tak terkendali justru membuat resisten.