Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Viral Bebek di IKN: 5 Jenis Bebek yang Hidup di Iklim Tropis

Bebek Peking tumbuh lebih cepat dibandingkan bebek Muscovy.

16 Februari 2025 | 00.16 WIB

Sejumlah peserta membawa bebek hasil tangkapannya pada perlombaan di Sungai  Cisadane, Tangerang, Banten (15/6). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Perbesar
Sejumlah peserta membawa bebek hasil tangkapannya pada perlombaan di Sungai Cisadane, Tangerang, Banten (15/6). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu Kota Nusantara atau IKN menjadi perbincangan netizen setelah banyak bebek berkeliaran di wilayah tersebut.

Bahkan terdapat narasi bila terdapat 'bebek yang menguasai IKN. "IKB (Ibu Kota Bebek)," tulis akun Instagram @syauqizuhdi. Akun tersebut sebenarnya mengunggah video asli dari akun TikTok @paniyantoid.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki iklim tropis karena posisinya di sekitar garis khatulistiwa. Intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun menyebabkan suhu udara yang relatif panas. Selain itu, kelembaban udara tinggi dipengaruhi oleh angin yang membawa uap air dari perairan laut.

Lantas, bebek apa saja yang bisa hidup di iklim tropis?

1. Bebek Muscovy

Dikutip dari laman Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, bebek Muscovy berasal dari Amerika Tengah. Bebek ini mudah dikenali dari tonjolan merah berdaging di sekitar paruh dan matanya.

Pada awalnya, Muscovy adalah penghuni pohon sehingga dapat terbang. Bebek mulai bertelur sekitar tujuh bulan yang berlangsung selama dua periode 30 minggu dan 22 minggu. Bebek Muscovy lebih tahan terhadap cuaca panas dibandingkan bebek pada umumnya.

2. Bebek Khaki Campbell 

Bebek berwarna khaki (krem) berasal dari Inggris, sekaligus hasil persilangan antara bebek ‘Runner’ India dan bebek Rouen. Khaki Campbell sangat cocok untuk iklim tropis. Dalam kondisi yang baik, jenis ini mampu menghasilkan 250 hingga 300 telur per tahun. Di Asia, ras ini juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas ras lokal. 

3. Bebek Peking

Bebek Peking berasal dari daerah beriklim sejuk di Tiongkok. Trah ini merupakan penghasil daging dan telur seperti itik Muscovy. Bebek Peking tumbuh lebih cepat dibandingkan bebek Muscovy. Drake biasanya mencapai berat maksimum 3,5 hingga 4 kg dan betina 3 hingga 3,5 kg. Bebek peking bertelur pada usia lima hingga enam bulan dan dapat bertelur lebih dari 200 butir dalam setahun. 

4. Bebek Hibrida 

Bebek Hibrida disebut bagal jika berasal dari jantan Muscovy dan betina bebek biasa. Kemudian disebut pula hinny dari jantan biasa dan betina Muscovy. Moulard juga jenis bebek hibrida yang berasal dari perkawinan silang jantan Muscovy dengan betina Pekin. Di Taiwan, hibrida yang dihasilkan dengan mengawinkan seekor jantan Muscovy Putih dengan betina Kaiya juga disebut dengan Bebek Bagal. Bebek Bagal karena rasanya dan kandungan daging tanpa lemaknya yang tinggi, dikutip dari laman Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan.

5. Bebek Mandarin 

Bebek hias ini berasal dari Tiongkok dan banyak ditemukan di Jepang. Bebek Mandarin termasuk jenis burung tercantik yang terdapat di Asia Timur. Bebek Mandarin sendiri memiliki postur tubuh yg lebih kecil daripada bebek lokal di Indonesia.

Bebek Mandarin mempunyai panjang sekitar 41 sampai 49 centimeter. Bagian sayap mencapai 65 sampai 75 centimeter saat mengepak dan beratnya 500 sampai 700 gram. Produktivitas telurnya lebih kurang 12 butir serta saat penetasannya sekitar sekitar 28 hari, dikutip dari P2mal.uma.ac.id.

Rizki Dewi Ayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Ditemukan DNA Bebek pada Kecelakaan Jeju Air: Mengenal Jenis Migrasi Bebek Baikal Teals

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus