Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Wabah Pneumonia di Cina dan Hal yang Harus Diwaspadai Menurut Dokter RSA UGM

Hingga saat ini belum ada kesimpulan secara pasti penyebab dari radang paru-paru atau pneumonia yang menjangkit anak-anak di Cina itu.

2 Desember 2023 | 22.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan telah menerbitkan surat edaran mengenai kewaspadaan terhadap wabah pneumonia misterius yang terjadi di Cina. Surat edaran itu disampaikan agar pemangku kepentingan kesehatan sekaligus masyarakat bisa mengantisipasi penyebaran penyakit pernafasan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada atau UGM Astari Pranindya Sari pun mengimbau masyarakat agar tidak panik. Masyarakat seharusnya meningkatkan kewaspadaan terkait potensi penularan penyakit ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebab, hingga saat ini belum ada kesimpulan secara pasti penyebab dari radang paru-paru atau pneumonia yang menjangkit anak-anak di Cina itu. Disinyalir penyebab peningkatan kasus ini kemungkinan dari virus influenza, Rhino Syncytial Virus (RSV), Mycoplasama pneumoniae atau hal baru lain yang belum diketahui.

“Penyebabnya belum bisa disimpulkan dan masih dilakukan penelusuran,” kata Astari dikutip dari laman UGM, Sabtu, 2 Desember 2023.

Langkah pencegahan

Meski begitu, menurut Astari, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari penyakit itu. Pada intinya, penyakit pneumonia ini menyebar melalui udara dari droplet penderita saat batuk atau bersin.

Karena itu, untuk menghindari penyakit itu, masyarakat perlu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama melakukan cuci tangan menggunakan sabun, memakai masker dengan baik dan benar dan menjaga jarak dengan orang bergejala.

“Jadi, lebih ke kewaspadaan kontak karena penularan penyakit ini melalui udara dari droplet saat batuk atau bersin maupun kontak dengan benda yang terkontaminasi,” kata Astari.

Mengenai gejala penyakit pneumonia, Astari mengatakan umumnya adalah batuk berdahak, demam, menggigil serta mengalami sesak nafas. Apabila timbul gejala dengan kondisi yang tidak membaik dengan pemberian obat penurun demam, istirahat dan perabaikan nutrisi, sebaiknya segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Adapun penyebab pneumonia, menurut Astari, cukup beragam Umumnya disebabkan oleh bakteri, virus serta jamur. Bakteri penyebab penyakit ini antara lain Streptococcus pneumoniae, Legionella pneumoniae, Mycoplasma Pneumoniae dan Chlamydia Pneumoniae.

Untuk virus, sejumlah virus yang menjadi penyebab utama seseorang terserang pneumonia diantaranya virus influenza dan Rhino Syncytial Virus (RSV). Sementara dari golongan jamur biasanya dari genus Cryptococcus, Aspergillus, dan Pneumocystis.

“Radang paru-paru ini terjadi karena ada proses peradangan di dalam paru-paru karena berbagai sebab. Bisa dikarenakan oleh bakteri, virus, jamur, maupun kemasukan air dan bahan yang mengiritasi paru-paru,” kata Astari.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus