Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Zenius dan lembaga bimbingan belajar Primagama menjalin kerja sama untuk pembelajaran secara hybrid. Chief Product and Growth Officer Zenius, Sony Radhityo, mengatakan penggabungan itu akan menciptakan inovasi terbaik untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Dengan jangkauan bimbel offline yang luas, Primagama akan memperkuat ekosistem pembelajaran Zenius dalam memberikan dampak teknologi yang lebih besar di pendidikan,” katanya lewat siaran pers Selasa, 22 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Primagama dengan sejarah panjang selama 40 tahun, akan berbagi pengalaman dan keahlian dalam mengelola bimbingan belajar luring (offline) dan menyediakan basis pengajar yang kuat di seluruh negeri. Sementara Zenius akan memperluas jaringan Primagama melalui berbagai teknologi dan inovasi yang relevan untuk menghadirkan pengalaman belajar terbaik bagi siswa.
Selain itu, Zenius juga akan memperkuat kualitas pengajar, kurikulum, dan fasilitas Primagama yang akan mendukung perluasan jaringan. Zenius akan menggarap model pembelajaran hybrid melalui skema online-merge-offline (OMO).
Dengan model pembelajaran ini, siswa akan berinteraksi secara langsung dengan para pengajar secara langsung dan bisa mengakses pembelajaran secara daring tanpa batasan waktu dan tempat. Saat ini, proses integrasi antara Zenius dan Primagama sedang berjalan secara bertahap, dan diharapkan selesai pada pertengahan 2022.
Menurut Sony, model pembelajaran hybrid akan menjadi salah satu metode efektif untuk pendidikan Indonesia di masa depan. Adaptasi siswa dan pengajar terhadap pembelajaran daring selama pandemi akan memudahkan mereka untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran hybrid.
Primagama yang dirintis pada 1982 di Yogyakarta dengan dua orang murid, kini memiliki lebih dari 300 cabang, 3.000 tenaga pengajar, dan lebih dari 30.000 siswa dalam setahun. Program bimbingan belajarnya meliputi tingkat SD, SMP, hingga SMA dengan target meningkatkan prestasi akademik murid di sekolah, termasuk Ujian Akhir Sekolah, Ujian Nasional , dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, serta sekolah kedinasan.
Adapun Zenius yang didirikan pada 2004 oleh Sabda PS dan Medy Suharta, memberikan solusi belajar secara daring dan berfokus pada pemahaman konsep dan penalaran ilmiah. Zenius bercita-cita mencetak generasi Indonesia yang memahami ilmu pengetahuan dan cinta belajar, ketimbang menjadi generasi penghafal.
Aplikasi belajarnya secara daring memuat lebih dari 100 ribu video pembelajaran dan ratusan ribu latihan soal untuk jenjang SD-SMA yang telah disesuaikan dengan kurikulum nasional. Jumlah penggunanya pada tahun ajaran 2019/2020 lebih dari 20 juta orang yang mengunduh dari Google Play atau App Store.
Baca:
Platform Teknologi Edukasi Zenius Menang Popular Vote di GESAwards 2021
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.