Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Girona menjelma sebagai tim kejutan Liga Spanyol musim ini. Mereka baru saja mengalahkan Barcelona di Camp Nou, Senin dinihari WIB, 11 Desember 2023 dengan skor 4-2 dan memuncaki klasemen sementara, menggeser Real Madrid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penampilan gemilang Girona tak lepas dari tajamnya lini depan mereka. Tim berjuluk Blanquivermells itu merupakan tim paling subur di Liga Spanyol dengan 38 gol. Penyerang Artem Dovbyk menjadi top skor sementara Girona dengan delapan gol, disusul Christhian Stuani enam gol, lalu Savio dan Yanger Herrera yang masing-masing mengoleksi empat gol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, hal itu bukan satu-satunya kunci sukses Girona melambung di papan klasemen sementara Liga Spanyol. Pelatih Michel mengungkapkan taktik bukanlah bagian terpenting dari kesuksesan timnya musim ini, melainkan pendekatan personal ke para pemain.
"Tim ini adalah proyek yang sudah berjalan selama beberapa tahun. Saya sudah memiliki beberapa pemain ini selama tiga tahun sekarang," ujar Michel kepada media Spanyol, Cadena SER.
"Bagian personal tim lebih penting daripada bagian taktis. Ini sangat penting. Setiap pagi, para pemain memberi tahu salah satu analis kami bagaimana tidur mereka, bagaimana mood mereka. Kami tertarik untuk mengetahui bagaimana keadaan pribadi pemain," kata dia menambahkan.
Pemain Girona Artem Dovbyk mencetak gol ke gawang Barcelona dalam pertandingan Liga Spanyol di Estadi Olimpic Lluis Companys, Barcelona, 11 Desember 2023. REUTERS/Albert Gea
Dengan mengetahui kondisi personal pemain, Michel beranggapan akan membuat suasana tim menjadi lebih baik. Pemahaman taktik oleh pemain memang penting, namun, menurut dia kondisi mental yang stabil akan jauh lebih baik sehingga pemain dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal.
Michel menerangkan bahwa dia sangat ini memberikan kesempatan kepada para pemainnya untuk mencapai puncak performa di lapangan. Samu Saiz menjadi contoh kasus yang dia jabarkan. Gelandang berusia 32 tahun pernah disanksi pelatih karena menyebutnya sebagai badut.
Hal itu disebabkan karena Michel menarik keluar Saiz setelah hanya bermain selama 35 menit dalam laga melawan Malaga di divisi kedua Liga Spanyol. "Saya berusaha memastikan bahwa jika pemain kalah, itu karena keinginannya sendiri, bukan karena saya berhenti memperjuangkannya."
"Saiz menyebut saya badut di Divisi Dua Liga Spanyol. Saya memberi dia sanksi, tapi saya memberitahunya bahwa saya mengandalkannya, bahwa saya ingin dia bermain. Saya akan berjuang untuk seorang pemain sampai dia menunjukkan bahwa dia tak lagi ingin memberi kontribusi untuk tim," tutur Michel.
Pada awal musim, gelandang Aleix Garcia mengatakan bahwa sang pelatih tak banyak berbicara dalam latihan karena pemain sudah mengetahui tugasnya masing-masing. Hal ini tercermin di lapangan kala para pemain Girona kerap melakukan rotasi tanpa menunggu instruksi dari Michel.
Pendekatan personal ala Michel sejauh ini cukup berbuah manis. Girona terbang tinggi di Liga Spanyol dan masuk dalam perburuan gelar juara bersama tim elite seperti Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.
WHOSCORED, FOOTBALL ESPANA
Pilihan Editor: Liga Spanyol: Girona Kalahkan Barcelona 4-2, Begini Komentar Xavi dan Michel