Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua klub Liga 1 Indonesia, RANS Nusantara FC dan Madura United, enggan bersuara soal sosok potensial untuk menjadi calon ketua umum baru PSSI untuk dipilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang rencananya digelar pada 18 Maret 2023.
"Terlalu jauh kalau kita berbicara itu, apalagi kami masih tim baru. Jadi kami berharap siapa pun yang terpilih, semoga yang terbaik," ujar Presiden klub RANS Nusantara FC Roofi Ardian di Jakarta, Jumat malam, 4 November 2022.
Roofi pun mengelak untuk menanggapi perihal nama-nama yang sudah beredar di masyarakat dan dianggap layak memimpin PSSI seperti, misalnya, Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kami tidak mau ikut-ikut ke arah sana," tutur dia.
Baca Juga: RANS Nusantara FC Ungkap Kesulitan yang Menimpa Klub Bila Liga 1 Tak Bergulir November
Pendapat senada juga diutarakan Direktur Utama PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), perusahaan yang menaungi klub Madura United, Zia Ul Haq.
Menurut Zia, pihaknya belum ingin berkomentar terkait calon ketua umum anyar PSSI.
"Para calon nantinya akan disampaikan oleh Komite Pemilihan PSSI. Setelah itu ada, barulah bisa bicara si A, B, C," kata dia.
PSSI memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) pemilihan ketua umum serta anggota Exco baru, yang normalnya akan digelar pada November 2023, setelah menggelar rapat darurat pada 28 Oktober 2022 di Kantor PSSI, Jakarta.
Organisasi yang kini dipimpin Ketua Umum Mochamad Iriawan itu pun sudah melaporkan kepada FIFA bahwa KLB, untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif (Exco) baru, akan digelar pada 18 Maret 2023.
PSSI juga memberitahukan kepada FIFA bahwa, sebelumnya, ada kongres untuk menetapkan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) pada 7 Januari 2023.
PSSI menunggu persetujuan dan rekomendasi FIFA terhadap laporan tersebut sampai 7 November 2022 agar segera mengabarkan semua anggotanya soal KLB beserta tahapan-tahapannya.
Desakan kepada PSSI untuk segera menggelar KLB awalnya datang dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk Pemerintah Indonesia menyusul terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 orang dan melukai ratusan lainnya.
Baca Juga: RUPS Luar Biasa PT LIB Digelar 15 November, Bahas 3 Agenda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini