Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Erick Thohir Sebut Indonesia Harus Punya Blueprint 100 Tahun Sepak Bola, Apa Maksudnya?

Erick Thohir sempat menyebut bahwa Indonesia harus punya blueprint 100 tahun sepak bola saat mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI

17 Februari 2023 | 08.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Erick Thohir menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki cetak biru atau blueprint sepak bola untuk 100 tahun ke depan. Pernyataan ini ia lontarkan saat dirinya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Erick, cetak biru tersebut akan membimbing Indonesia untuk terus melangkah secara konsisten ke arah yang tepat dalam membangun sepak bola yang kuat. Indonesia dapat belajar dari Jepang yang sukses menjalankan hal tersebut. Negara yang pernah belajar sepak bola ke Indonesia tersebut, kini mencatatkan prestasi luar biasa di Asia, bahkan masuk ke jajaran tim nasional elit di Piala Dunia.

Sepak Bola Adalah Olahraga, Bukan Politik: Belajar dari Jepang

Erick berbagi pandangannya tersebut melalui unggahan di Instagram, @erickthohir, pada Selasa, 31 Januari 2023. Ia mengatakan, Jepang telah lama memiliki blueprint 100 tahun sepak bola. Mereka bahkan mengirim timnya untuk datang ke Indonesia dan melihat Liga Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Artinya apa? Ada sesuatu continuity yang harus bersamaan. Ini yang kita harapkan juga. Kita harus punya blueprint. Jepang punya blueprint 100 tahun sepak bolanya. Emang dia mikirin siapa PM (perdana menteri)–nya, siapa menporanya, siapa ketua PSSI–nya. Tidak. Kenapa? Karena ini (sepak bola) bukan politik. Ini adalah olahraga,” kata Erick.

Ia menambahkan, Jepang mengkombinasikan sepak bola dengan budaya mereka. Hal itu berlaku pada pemainnya, bahkan hingga pada para suporternya. Budaya Jepang diterapkan para pemainnya dengan bermain tim, bukan individual. Sementara suporternya telah membuat publik global terkesan melalui perilaku terhormat mereka dengan membersihkan stadion.

“Mereka sangat serius. Kalau kita lihat sepak bola Jepang itu, benar–benar culture-nya. Cara mereka bermain, itu culture mereka. Gak ada individual. Apalagi kalau kita lihat bagaimana para suporter Jepang bersih–bersih setelah nonton Piala Dunia. Loker pemain juga bersih. Nah itu kan culture yang disampaikan,” ujar Erick.

Indonesia Punya Potensi, Sayang Belum Ada Manajemen Sepak Bola yang Kuat dan Berkelanjutan

Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar untuk memajukan sepak bola, karena Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan budayanya. Namun, sayangnya, Indonesia belum memiliki manajemen sepak bola yang kuat dan berkelanjutan.

Erick menegaskan bahwa persepakbolaan Indonesia tidak akan bisa maju tanpa memiliki sistem dan kepemimpinan yang kuat. Pengelolaan sepak bola yang hanya mengandalkan kepemimpinan saja, namun tidak memiliki sistem yang baik hanya akan membuat pengelolaan yang tidak memiliki keberlanjutan. 

Sebaliknya, pengelolaan sepak bola yang hanya memiliki sistem atau SOP namun tidak memiliki kepemimpinan yang baik, maka hanya akan membuat pengembangan persepakbolaan berada pada tataran teori saja. 

“Tidak mungkin perubahan itu terjadi tanpa ada SOP, sistem, dan leadership. Musti ada. Kalau hanya leadership ‘Wah (pemimpin) ini bagus nih’. Nanti (pada saat) dia diganti, dan gak ada sistemnya, rusak lagi.  Atau ada sistem, tetapi gak ada pemimpinnya, percuma, bakal jadi makalah. Itulah Indonesia paling seneng bikin makalah tebal-tebal,” ucap dia.

Erick Thohir Terpilih Jadi Ketua Umum PSSI Periode 2023-2027

Sebelumnya, Erick Thohir resmi menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Dia menggantikan Mochamad Iriawan setelah meraih suara mayoritas dalam Kongres Luar Biasa PSSI atau KLB PSSI yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023.

Erick terpilih dengan perolehan 64 suara dari 86 suara. Dia mengalahkan mantan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti yang hanya mendapatkan 22 suara di kongres.

Sementara, dua calon lainnya, Arief Putra Wicaksono dan Doni Setiabudi tidak meraih suara. Sedangkan satu kandidat lainnya, Fary Djemie Francis memilih mengundurkan diri sebelum pemungutan suara.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus