Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Kejutan dari Dunia Arab

Untuk pertama kalinya putaran final Piala Dunia diikuti empat tim dari Jazirah Arab. Batu loncatan bagi Arab Saudi untuk mengembangkan bisnis sepak bola.

7 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kejutan dari Dunia Arab

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah video yang diunggah di akun Twitter tim nasional Arab Saudi, @SaudiNT_EN, Senin pagi lalu, memantik perbincangan hangat di negara kaya minyak itu. Video berdurasi 2 menit 53 detik itu berisi pengumuman skuad Saudi untuk Piala Dunia 2018 di Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengumuman 23 nama pemain itu terbilang unik. Video menampilkan sejumlah orang yang menyebutkan nama-nama pemain. Seorang lelaki menerima panggilan telepon yang mengabarkan bahwa gelandang klub Al-Ahli, Taiseer al-Jassim, masuk skuad. Kabar itu lalu disampaikan seorang bocah kepada petani kurma. "Paman, Taiseer al-Jassim masuk skuad," teriak bocah itu kepada lelaki yang sedang memanjat pohon kurma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam adegan lain, seorang barista di kedai kopi menuliskan nama Hattan Bahebri (Al-Shabab) di gelas plastik dan seorang bocah laki-laki mencetak gol dalam video game bersama Mohammad al-Sahlawi (Al-Nassr). Seperti dilansir The National, empat jam setelah diunggah, video itu telah ditonton hampir satu juta kali dan menuai 600 komentar.

Tak ada nama pengatur serangan Nawaf al-Abed (Al-Hilal), yang sudah tampil 44 kali bersama tim nasional. Pemain yang mencetak empat gol pada putaran akhir kualifikasi-yang mengantar Saudi lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 2006-itu dicoret karena sedang bergelut dengan cedera.

Pengumuman skuad itu hanya berselang sehari setelah Saudi dikalahkan Peru 0-3 dalam laga uji coba di St Gallen, Swiss, Ahad lalu. Selama tiga pekan menjelang pertandingan pembuka melawan tuan rumah Rusia pada 14 Juni mendatang, Saudi menjalani latihan di Swiss.

Laga melawan Peru awalnya dirancang agar tim berjulukan Elang Hijau itu bisa merasakan permainan sepak bola Amerika Latin, karena salah satu lawan yang dihadapi pada babak penyisihan Grup A adalah Uruguay. Abdullah al-Khaibari mengatakan timnya masih punya cukup waktu untuk memperbaiki permainan. Saudi menjalani laga uji coba terakhir menghadapi Jerman pada 9 Juni. "Yang penting performa, terlepas dari hasilnya, dan bagaimana tim berkembang," kata gelandang Al-Shabab itu seperti ditulis ESPN.

Melawan Peru, pelatih Saudi, Juan Antonio Pizzi, tak menurunkan tim utamanya. Peru pun lebih diunggulkan karena menempati peringkat ke-11 dunia dan tak pernah kalah dalam 14 pertandingan terakhir. Tapi kekalahan itu membuat Arab Saudi diragukan bisa menghadapi ketatnya persaingan dalam Piala Dunia.

Presiden Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) Adel Ezzat mengakui timnya menghadapi tekanan besar sejak lolos ke Piala Dunia. Tak ingin skuad tim nasional gagap bermain, SAFF langsung membuat persiapan khusus, termasuk mengadakan pemusatan latihan lima kali dan sembilan laga uji coba. "Masa persiapan yang membutuhkan konsentrasi dan disiplin," ucapnya.

Saudi juga menghadapi tekanan dari tim-tim Arab lain yang lolos. Untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia digelar pada 1930, ada empat tim Arab yang lolos ke putaran final, yaitu Arab Saudi, Mesir, Tunisia, dan Maroko. Jumlah tim Arab terbanyak dalam Piala Dunia sebelumnya hanya tiga, yaitu pada 1986 dan 1998.

Mesir kembali membuat kejutan. Mereka menjadi tim Arab pertama yang tampil dalam Piala Dunia, yakni pada 1934. Kini mereka lolos lagi setelah terakhir kali berpartisipasi 28 tahun silam. Pemain sayap Mohamed Salah menjadi nyawa tim Mesir. Dua golnya saat Mesir mengalahkan Kongo 2-1, termasuk satu dari tendangan penalti pada injury time, mengantarkan tim itu ke Rusia.

Pemain Liverpool tersebut sangat fenomenal. Ia menjadi idola di Mesir dan dunia. Hazem Emam, mantan pemain Mesir yang sudah 87 kali tampil bersama tim nasional, mengatakan Salah adalah kunci keberhasilan mereka ke Piala Dunia. "Saat kami lolos ke kualifikasi pada 1990, itu adalah hasil kerja tim. Kali ini Salah adalah pemimpinnya."

Tapi Mesir kini dibayangi kecemasan setelah Salah mengalami cedera bahu serius saat membela Liverpool menghadapi Real Madrid dalam laga final Liga Champions, akhir bulan lalu. Tim Mesir pincang setelah ditinggalkan Salah.

Pengaruh absennya Salah sudah tampak ketika Mesir hanya bermain imbang tanpa gol melawan Kolombia, Sabtu pekan lalu. Salah juga absen saat Mesir menghadapi Kuwait pada 25 Mei lalu karena bersiap menjalani final Liga Champions. Laga itu pun berakhir tanpa gol.

Pelatih Mesir, Hector Cuper, mengatakan ketidakhadiran Salah berdampak serius pada persiapan tim. Mesir akan menjalani laga perdana di Grup A menghadapi Uruguay di Yekaterinburg pada 15 Juni. Cuper masih mencari cara untuk menutupi celah tim setelah Salah cedera. "Para pemain bisa merespons instruksi dengan baik, tapi absennya Salah membawa dampak negatif pada tim," ujar Cuper seperti ditulis Reuters.

Salah menyebarkan optimisme ke publik Mesir dengan mengunggah foto dirinya tengah menjalani latihan untuk memulihkan kondisi bahunya. Federasi Sepak Bola Mesir pun memberi sinyal bahwa Salah bisa tampil di Piala Dunia. Setelah mendapat laporan dari dokter tim nasional pada pekan lalu, otoritas sepak bola Mesir menyebutkan Salah akan absen tak lebih dari tiga pekan.

Tujuh negara dengan penduduk mayoritas muslim akan tampil di Piala Dunia. Selain empat tim Arab tersebut, ada Iran, Senegal, dan Nigeria. Diperkirakan lebih dari 100 ribu fan muslim akan mengalir ke Rusia.

Hari pembukaan Piala Dunia bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Rusia, dengan jumlah penganut Islam sekitar 20 juta jiwa, sudah mempersiapkan diri menyambut para fan tersebut. Dua negara bagian di Rusia yang didominasi warga muslim, yakni Republik Chechnya dan Republik Tatarstan, diperkirakan menjadi destinasi utama. Mesir bahkan memilih Grozny, ibu kota Chechnya, sebagai markas tim selama Piala Dunia.

Tim-tim dari negara muslim dan para pendukungnya mungkin tiba di Rusia saat Ramadan. Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akan merilis panduan khusus bagi mereka. Sekretaris Jenderal FIFA Fatma Samoura menyatakan lembaganya akan memastikan para pemain dan suporter muslim memperoleh informasi yang mereka butuhkan. "Seperti di mana bisa membeli makanan halal atau tempat sembahyang," kata Fatma, muslim asal Senegal.

Berbeda dengan tim Arab Saudi, yang mengandalkan talenta lokal, Maroko justru diperkuat banyak pemain yang lahir dan besar di luar negeri. Mereka bisa membela Maroko karena memiliki ikatan darah dengan leluhur atau terkait dengan status kewarganegaraan lama orang tua. Lebih dari 60 persen pemain Maroko di babak kualifikasi lahir di Eropa. Mereka keturunan imigran Maroko yang pergi ke Eropa pada 1960-an dan sebagian besar menetap di Prancis, Spanyol, Belgia, serta Belanda.

Diaspora itu menghasilkan pemain-pemain yang mendapat pendidikan sepak bola dan kesempatan berkompetisi di Eropa. Mark Wotte, pelatih asal Belanda yang menangani tim U-23 Maroko, menyebutkan sejumlah pemainnya berasal dari Spanyol dan Prancis. "Rasanya tidak ada orang Maroko kelahiran Maroko di tim ini," ucap Wotte seperti dikutip World Soccer.

Selama bertahun-tahun Maroko merugi setelah sejumlah pemain andal keturunan negeri itu memilih membela negara lain. Gelandang Manchester United, Marouane Fellaini, memilih Belgia. Adapun Ibrahim Affelay lebih suka mengenakan kostum tim Belanda-pilihan yang membuatnya banyak dicibir dan dianggap berkhianat. Norwegia, yang tak lolos ke Piala Dunia, juga diperkuat lima pemain keturunan Maroko.

Banyak pemain keturunan Maroko yang bermain di klub-klub raksasa Eropa. Medhi Benatia, pemain kelahiran Courcouronnes, Prancis, mengecap pengalaman di klub Marseille, AS Roma, dan Bayern Muenchen. Kini, pemain 31 tahun itu bermain bersama Juventus dan menjadi andalan di lini tengah tim Maroko.

Ada pula Karim El Ahmadi, yang bermain di Feyenoord Rotterdam selama empat tahun terakhir. Pemain kelahiran Enschede, Belanda, itu menjadi andalan Maroko sejak 2008. Pada 2010, ketika Maroko gagal ke Piala Dunia, El Ahmadi mendukung teman-temannya di tim nasional Belanda. Ironisnya, kali ini Belanda yang tak lolos.

Gencarnya kampanye Asosiasi Sepak Bola Maroko pada 2014 untuk membujuk para pemain keturunan Maroko pulang kampung berbuah manis. Ketatnya persaingan di tim-tim Eropa membuat banyak pemain kepincut. Pengatur serangan Hakim Ziyech memutuskan mundur dari kamp latihan tim Belanda pada 2015 untuk bergabung dengan tim Maroko. Demikian juga pemain kelahiran Paris, Sofiane Boufal, yang menjalani debutnya bersama Maroko di Piala Afrika 2016. Ada kemungkinan starter tim berjulukan Singa Atlas itu saat menghadapi Iran di St Petersburg, 15 Juni, adalah para pemain yang lahir dan besar di Eropa.

Pelatih Maroko, Herve Renard, menyatakan selalu mengutamakan kepentingan tim sehingga tak selalu memilih pemain terbaik. Renard, yang sudah memilih 23 pemain untuk dibawa ke Rusia, sempat dikritik fan karena tidak mengajak Boufal dan Walid Azaraou, yang merupakan pencetak gol terbanyak di Liga Primer Mesir.

Menurut pelatih asal Prancis itu, timnya terdiri atas 17 pemain terbaik dan sisanya pemain yang konsisten berlatih serta tak mudah bosan untuk menjalani turnamen selama sebulan. "Kepentingan tim adalah yang utama," katanya seperti ditulis Morocco World News.

l l l

SELAIN mengejar prestasi, Arab Saudi menjadikan Piala Dunia sebagai batu loncatan dalam rencana pengembangan bisnis sepak bolanya. Tahun depan, Saudi akan berlaga di Piala Asia. Pemerintah negara itu menargetkan kompetisi sepak bola profesionalnya masuk daftar tujuh liga terpopuler di dunia pada 2020.

Pendukung utama rencana akbar itu adalah Pangeran Mohammed bin Salman. Ia telah memulai reformasi sosial, seperti membuka kembali bisnis bioskop serta mengizinkan perempuan mengemudi dan menonton sepak bola di stadion. "Pada 2019 bisa menggaet tiga juta fan," kata Kepala Otoritas Olahraga Arab Saudi, Turki al-Asheikh.

Untuk membentuk tim yang tangguh, Arab Saudi merestrukturisasi sistem pembinaan pemain muda. Pada 2015, pelatih asal Belgia, Jan van Winckel, direkrut menjadi Direktur Teknik SAFF. Dalam dua tahun, ia menggandakan jumlah pemain terdaftar serta menambah akademi sepak bola dan kursus bagi anak muda yang ingin menjadi pelatih.

Para pencari bakat membidik pemain asing kelahiran Saudi, seperti Mukhtar Ali, pemain berdarah Somalia yang lahir di Mekah, yang pernah bermain untuk tim nasional U-16 dan U-17 Inggris. Ada juga Faris Abdi, pemain yang lahir dan besar di San Diego, Amerika Serikat. Ia memoles kemampuannya bermain bola bersama University of Virginia dan menjadi anggota tim nasional U-18 Amerika.

Jaringan bisnis sepak bola para jutawan Jazirah Arab sudah lebih dulu menyebar ke Eropa. Mereka membeli klub-klub yang nyaris bangkrut dan menyuntikkan modal besar. Syekh Abdullah al-Thani, anggota keluarga Kerajaan Qatar, membeli klub Spanyol, Malaga, pada 2010. Syekh Mansour, hartawan Uni Emirat Arab, membeli Manchester City pada 2008. Adapun miliarder Qatar lainnya, Nasser al-Khelaifi, membeli klub Liga 1 Prancis, Paris Saint-Germain, yang terlilit utang, pada 2011.

Saudi juga membangun program khusus untuk pemain. Otoritas olahraga negara itu membuat kesepakatan dengan pengelola La Liga Spanyol untuk menggembleng pemainnya selama enam bulan. Sembilan pemain dikirim ke klub-klub Spanyol untuk mengecap pengalaman dan strategi sepak bola yang berbeda.

Sejumlah pemain yang dikirim pada Januari lalu, seperti Salem al-Dawsari, Fahad Muwallad, dan Yahya al-Shehri, adalah anggota tim nasional yang membantu Saudi lolos ke Rusia. Tapi kualitas para pemain Saudi dinilai masih di bawah standar klub-klub La Liga sehingga jarang diturunkan.

Adel Ezzat optimistis timnya akan tampil baik di Rusia. Apalagi anggota tim sudah bertemu dengan Pangeran Mohammed, yang menginginkan sepak bola di Saudi berkembang. Putra mahkota kerajaan itu bahkan menanggung seluruh utang klub Liga Arab Saudi, yang mencapai US$ 340 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun. Semua klub di negara itu milik pemerintah.

Menurut Ezzat, dukungan itu mendongkrak semangat para pemain tim nasional. "Tugas kami membalas kepercayaan para pemimpin Arab Saudi dengan tampil bagus di Rusia," katanya seperti dilansir Arab News.

Gabriel Wahyu Titiyoga

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus