Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manchester United akan menghadapi laga sulit pada pekan ke-20 Liga Inggris. Pasukan Ruben Amorim dijadwalkan menghadapi pemuncak klasemen Liverpool di Stadion Anfield pada Minggu, 5 Januari 2025, pukul 23.30 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setan Merah berada di posisi ke-14 klasemen dengan 22 poin, terpaut 23 poin dari Liverpool menjelang laga. Situasinya sama seperti saat mereka dikalahkan The Reds 0-3 di Old Trafford pada September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amorim yang tiba di Old Trafford pada 11 November lalu, belum bisa membawa perbaikan dalam performa tim. Dari 11 laga di semua kompetisi, pelatih Portugal itu hanya bisa membawa skuad asuhannya menang empat kali, dengan dua di antaranya di Liga Inggris. Setelah mengalahkan Manchester City pada 15 Desember, Manchester United kalah di tiga pertandingan berikutnya dengan semuanya tanpa gol.
Situasinya berbeda jauh dengan Liverpool yang berada di puncak klasemen, unggul enam poin dari Arsenal yang ada di bawahnya. Skuad asuhan Arne Slot tak terkalahkan dalam 23 laga terakhir mereka di semua kompetisi. Teranyar, mereka menghajar tuan rumah West Ham 5-0 pada Senin.
"Saya pikir orang-orang sudah lelah dengan alasan-alasan di klub ini. Klub butuh kejutan," kata Amorim yang sebelumnya mengungkapkan bahwa timnya berpotensi turun ke zona degradasi, dikutip dari Reuters, Jumat, 3 Januari 2025.
"Ketika Anda mengalami momen-momen seperti ini di klub-klub besar, sangat sulit untuk membalikkan keadaan, terutama ketika Anda tidak mempunyai waktu untuk melatih dasar-dasar, untuk mengatasi momen-momen sulit. Jadi, kami harus mengakui posisi kami."
Sebagian besar kesulitan Manchester United disebabkan oleh mantan manajer Erik ten Hag yang tidak mampu membalikkan keadaan. Amorim juga sulit memperbaiki skuadnya. Tim asuhannya kalah lima kali dalam enam pertandingan terakhir mereka.
Meski begitu, mantan pelatih Sporting CP berusia 39 tahun ini bersikeras tetap dengan filosofinya meski tim butuh lebih banyak waktu untuk menyerap gaya bermainnya. "Jika saya akan terus berubah, itu akan menjadi lebih buruk."
REUTERS