Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Sirnanya Kutukan Partai Pembuka

Semua tim peserta Piala Dunia telah unjuk kemampuan. Sejumlah catatan baru tercipta.

19 Juni 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gol Bunuh Diri Tercepat

Bola tendangan bebas melengkung khas kapten Inggris David Beckham itu meluncur deras ke arah gawang Paraguay. Di dalam kotak penalti, bola sempat menyerempet kepala kapten tim Paraguay, Carlos Gamarra, 35 tahun. Sial. Si kulit bundar malah melesat dan bersarang di gawang skuad La Arbirroja alias Putih Merah. Ini satu-satunya gol di pertandingan itu.

Kejadian ketika pertandingan baru berjalan tiga menit itu sungguh menyesakkan para pemain Paraguay. Apalagi pertandingan selanjutnya berlangsung seru dan berimbang. Bahkan pemain-pemain Paraguay beberapa kali balas mengancam gawang Three Lions. Namun, skor 1-0 tetap bertahan hingga akhir pertandingan.

Usai pertandingan, komisi teknis FIFA sempat membahas pemberian kredit gol itu kepada Beckham, apalagi Gamarra mengaku sundulannya tidak mengubah arah bola. Tapi, setelah memutar ulang rekaman gol itu, FIFA menyatakan pemain klub Palmeiras, Brasil, itu sebagai ”pencetak gol” karena bola jelas-jelas berubah arah. Gol itu terukir sebagai gol bunuh diri tercepat dalam sejarah Piala Dunia.

Keteledoran Gamarra membuat rekor yang dipegang selama 40 tahun oleh pemain Bulgaria, Ivan Vutzov, pecah. Ketika timnya dikalahkan Portugal 0-3 pada putaran pertama Piala Dunia 1966, Vutzov melesakkan bola ke gawang sendiri di menit ketujuh.

Svenn Jakobson asal Swedia juga termasuk pemain yang membuat gol bunuh diri tercepat. Ia melakukan kesalahan fatal pada menit ke-19, membuat tim Blagult alias Biru Emas kalah 1-5 dari Hungaria di semifinal Piala Dunia 1938.

Gol bunuh diri Gamarra menorehkan catatan lain. Pertandingan antara Inggris dan Paraguay merupakan satu-satunya laga yang hanya menghasilkan gol bunuh diri. Untuk pertama kali, gol bunuh diri menjadi penentu kemenangan sebuah tim.

Sedangkan Andres Escobar dari Kolombia menjadi pemain pertama yang tewas ditembak suporter sendiri gara-gara membuat gol bunuh diri. Kejadian pilu itu terjadi usai Piala Dunia 1994, di mana timnya kalah dari Amerika Serikat 1-2, salah satunya lantaran gol bunuh dirinya.

Kartu Kuning Tercepat

Senin pekan lalu menjadi hari buruk dalam karier sepak bola Oguchi Onyewu. Pemain belakang 24 tahun asal Amerika Serikat itu menerima kartu kuning saat pertandingan baru berjalan lima menit. Penyebabnya adalah ia mengganjal keras bintang Ceska, Pavel Nedved. Onyewu, yang kini bermain di Standard Liege, Belgia, menjadi penerima kartu tercepat dalam Piala Dunia kali ini. Sedangkan timnya bertekuk lutut 0-3 atas Ceska.

Dalam sejarah Piala Dunia, dua wasit asal Prancis, Michel Vautrot dan Joel Quiniou, tercatat pernah mengeluarkan kartu kuning ketika pertandingan baru berjalan satu menit. Vautrot memberikan kartu kuning kepada pemain tengah Italia, Giampiero Marini, ketika tim negeri pizza itu menghadapi Polandia di partai pembuka Grup A Piala Dunia Spanyol 1982. Pertandingan sendiri berakhir imbang tanpa gol.

Adapun Quiniou memberikan kartu kuning kepada pemain belakang Rusia, Sergei Gorlukovich. Ketika itu Rusia berlaga melawan Swedia di Piala Dunia Amerika Serikat 1994. Rusia akhirnya kalah 1-3 dan tersingkir di penyisihan Grup B.

Kartu kuning dan kartu merah pertama kali diperkenalkan pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Sebelumnya, wasit hanya memberi peringatan lisan kepada pemain. Pemain pertama yang menerima kartu kuning adalah Evgeny Lovchev ketika timnya, Uni Soviet, menahan imbang tuan rumah 0-0 di partai pembukaan turnamen. Wasit yang memberi kartu kuning kepada Lovchev di menit ke-40 adalah Kurt Tschenscher asal Jerman Barat.

Kartu Merah Tercepat

Pertandingan babak kedua belum berjalan satu menit, tapi Avery John, 31 tahun, dari Trinidad dan Tobago mesti menerima kenyataan pahit. Pemain klub New England Revolution, AS, itu mendapat kartu merah pada pertandingan perdananya di Piala Dunia. John harus meninggalkan lapangan. Kartu merah itu merupakan akumulasi dua kartu kuning yang ia terima dari wasit asal Singapura, Shamsul Maidin, yang memimpin pertandingan negaranya melawan Swedia.

John menjadi pemain pertama sekaligus tercepat yang mendapat hukuman kartu merah pada Piala Dunia Jerman 2006. Tapi, ”rekor” yang dibuat John masih jauh dibanding peristiwa yang menimpa Jose Batista 20 tahun silam.

Pemain belakang Uruguay itu menerima kartu merah ketika pertandingan belum genap satu menit berjalan, yaitu pada detik ke-56. Ketika itu timnya menghadapi Skotlandia di Piala Dunia Meksiko 1986.

Sejak diperkenalkan pada Piala Dunia 1970, pemain pertama yang mendapat kartu maut itu adalah Carlos Caszely dari Cile pada Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Saat itu timnya menghadapi tuan rumah. Wasit yang memberi kartu merah pertama itu adalah Babacan dari Turki. Sampai peluit panjang berbunyi, Jerman Barat unggul 1-0.

Hukuman berupa pengusiran pemain telah berlangsung sejak Piala Dunia Uruguay 1930, kendati ketika itu belum ada kartu merah. Adalah kapten Peru, Mario de Las Casas, yang pertama kali dikeluarkan wasit saat timnya berhadapan dengan Rumania.

Adapun pemain yang paling banyak menerima kartu merah adalah Rigobert Song dari Kamerun. Ia menerima masing-masing satu kartu merah pada Piala Dunia 1994 dan 1998.

Keputusan Kontroversial

Selain diwarnai polah para pemain, Piala Dunia sepak bola galibnya juga dibumbui pro-kontra atas keputusan wasit. Di pertandingan-pertandingan penyisihan pekan lalu, tercatat ada dua keputusan wasit yang dinilai kontroversial.

Wasit Horacio Marcelo Elizondo dari Argentina mengesahkan gol kedua Paulo Wanchope, 29 tahun, dari Kosta Rika ke gawang Jerman. Padahal Wanchope terlihat dalam posisi offside. Sedangkan wasit Frank De Bleeckere dari Belgia hanya diam saja ketika kiper Pantai Gading, Jean-Jacques Tizié, menangkap bola yang sudah melewati garis gawang.

Pada masa lalu, wasit asal Meksiko, Edgardo Cosdesal Mendez, menghadiahkan tendangan penalti bagi Jerman saat melawan Argentina di partai puncak Piala Dunia 1990. Padahal dalam siaran ulang terlihat jelas bahwa pemain depan Jerman, Rudy Voeller, pura-pura jatuh ketika bola disapu bersih pemain belakang Argentina. Gol hasil penalti itu merampas gelar juara dari Diego Maradona dan kawan-kawan.

Empat tahun sebelumnya, justru Maradona yang menjadi aktor kontroversial sejagat ketika mencetak gol pertama melawan Inggris. Jelas terlihat bahwa Maradona, yang cuma setinggi 168 sentimeter, menggunakan tangannya di hadapan kiper Inggris Peter Shilton.

Toh, wasit asal Tunisia, Ali Bennaceur, mengesahkan gol yang dikenal sebagai gol ”tangan Tuhan” tersebut. ”Itu gol yang paling saya nikmati,” kata Maradona seusai pertandingan. Gara-gara gol itu pula, Inggris kalah 1-2 dan gagal melangkah ke semifinal.

Dua dekade sebelum kasus Maradona, Inggris yang diuntungkan keputusan wasit di final Piala Dunia 1966. Ketika kedudukan 2-2, tembakan penyerang Inggris, Geoffrey Hurst, menghantam mistar dan jatuh ke rumput di depan gawang Jerman Barat.

Wasit asal Swiss, Gottfried Dienst, memutuskan gol. Tapi, dalam rekaman, tidak jelas terlihat apakah bola sudah melewati garis gawang. Sampai saat ini, misteri tendangan Hurst belum terungkap. Yang jelas, gol itu memicu semangat Inggris untuk mencetak satu gol tambahan lagi, dan menjadi juara.

Gol Terbanyak Partai Pembuka

Partai pembuka Jerman versus Kosta Rika, Jumat dua pekan silam, merupakan pertandingan yang paling subur gol sepanjang penyelenggaraan Piala Dunia. Pengecualian pada Piala Dunia 1934, 1954, 1958, dan 1962, karena pertandingan dimulai serentak.

Jerman mencetak empat gol, sedangkan Kosta Rika membukukan dua gol. Hasil ini memecah ”kutukan” minim gol di tiap partai perdana ajang sepak bola empat tahunan ini.

Pada Piala Dunia Uruguay 1930, pertandingan pembuka Prancis melawan Meksiko berakhir 4-1. Selanjutnya, gol terbanyak di partai pembuka adalah ketika tuan rumah Brasil mengalahkan Meksiko 4-0 di Piala Dunia 1950.

Setelah itu, jumlah gol di partai pembuka melorot drastis. Inggris, yang menjadi tuan rumah pada 1966, bermain imbang tanpa gol melawan Uruguay. Skor kacamata juga menjadi hasil partai pembuka pada tiga Piala Dunia selanjutnya.

Sepanjang 1982 hingga 2002, hanya satu gol yang tercipta pada partai pembuka. Pengecualian pada pembukaan Piala Dunia 1986 ketika Italia bermain imbang 1-1 melawan Bulgaria, dan Piala Dunia 1998 ketika Brasil menang 2-1 atas Skotlandia.

Berkat gol yang subur, partai tersebut membuat striker kedua tim, Miroslav Klose dari Jerman dan Paulo Wanchope dari Kosta Rika, menjadi pencetak gol terbanyak di partai pembuka. Mereka bergabung dengan penyerang Brasil, Ademir, yang mencetak dua gol di partai perdana 56 tahun silam. Ketika itu Ademir menjadi pencetak gol terbanyak dengan sembilan gol. Namun, kesebelasan yang menggondol Piala Jules Rimet adalah Uruguay.

Adek Media Roza (berbagai sumber)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus