Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Argentina akan melakoni pertandingan persahabatan menghadapi El Salvador di Stadion Lincoln Financial Field, Philadelphia, Amerika Serikat, Sabtu, mulai 07.00 WIB, 23 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini menjadi laga terdekat Albiceleste di bawah asuhan Lionel Scaloni setelah kemenangan 1-0 atas Brasil di kualifikasi Piala Dunia 2026 pada November lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah pertandingan melawan Brasil itu, Scaloni sempat memberikan pernyataan yang menunjukkan bahwa dia mungkin tidak bisa memimpin timnas Argentina dalam waktu lebih lama. Hal itu sempat menimbulkan kehebohan.
Prestasi Scaloni melampaui ekspektasi. Sebelumnya, dia adalah asisten Jorge Sampaoli di Sevilla dan timnas Argentina yang gagal di Piala Dunia 2018 di Rusia.
Setelah kegagalan di Rusia, Scaloni bertanggung jawab atas tim nasional. Awalnya di didapuk sebagai careataker, kemudian interim, dan terakhir pada 2019, diangkat sebagai kepala pelatih permanen.
Di bawah asuhannya, Argentina bangkit dari keterpurukan dan menuju kejayaannya dengan menyabet juara Copa America 2021 dan Piala Dunia 2022 pada tahun berikutnya, mengakhiri penantian 36 tahun negaranya meraih trofi tersebut untuk ketiga kalinya.
Meski berhasil membawa kesuksesan tim nasional negaranya, tetap ada dampak buruk. Pada November lalu, dia menjadi berita utama setelah mengungkapkan betapa sulit melanjutkan perannya sebagai kepala pelatih di Albiceleste. Ia mengisyaratkan bahwa masa kepemimpinannya akan segera berakhir.
Namun, empat bulan kemudian, pandangan Scaloni tampaknya sangat berbeda. Menjelang pertandingan melawan El Salvador, pelatih berusia 45 tahun ini menguraikan pernyataannya di masa lalu.
"Itu adalah momen refleksi setelah tahun yang sulit," kata Scaloni. "Sungguh gila untuk mengatakan bahwa ini adalah tahun yang sulit setelah memenangkan Piala Dunia, namun itu adalah tahun yang sulit."
"Setelah dipikir-pikir, rapat-rapat, kami mengambil keputusan... Saya tidak akan mengakan 'Melanjutkan', karena kami tidak pernah mengatakan bahwa kami tidak akan melanjutkan, tetapi untuk memperkuat prinsip kami dan tidak memperlambat. Terus menang adalah satu hal, dan itu sulit, namun saya fokus untuk terus berkompetisi."
Scaloni sepertinya merasakan kenyamanan dalam perannya karena ikatan yang terbentuk antara dia dan staf pelatihnya, Pablo Aimar, Walter Samuel dan Roberto Ayala. "Selain menjadi staf pelatih, kami juga berteman."
Scaloni dan Masa Depannya Bersama Timnas Argentina
Scaloni akan tercatat sebagai pelatih besar, dengan kesuksesannya membimbing Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022. Langkah Albiceleste ke final tidak mulus, banyak rintangan besar dan kesalahan sepanjang perjalanan. Itu mungkin juga final Piala Dunia terhebat sepanjang masa dan memberikan puncak kejayaan bagi karier megabintang Lionel Messi.
Dengan keberhasilan itu, Scaloni dapat dimaafkan jika berpikir dia telah mencapai semua yang direncanakan. Namun, berbicara awal tahun sibuk lainnya bagi Argentina, fokusnya kini tertuju pada masa depan.
"Iya betul, yang kami inginkan adalah terus berkompetisi, maju, menikmati pertandingan dan persiapan. Pada akhirnya, itu saja. Jangan pernah lengah. Dan ketika ada saat-saat sulit, pulihlah dan maju terus. Sedikit kehidupan tentang hal itu, semuanya terkait," ucapnya.
“Kamu jatuh, kamu bangun. Dan, jika Anda bangun, cobalah untuk tidak terjatuh. Kami tidak mulai berpikir bahwa kami sudah menang. Saya pikir bukanlah bagian dari diri kita atau manusia mana pun yang telah mencapai sesuatu dan mengatakan itu saja. Saya kira tidak akan terjadi seperti itu,” kata Scaloni.
Scaloni memiliki kesempatan untuk mengujinya pada saat Argentina berupaya mempertahankan gelar juara Copa America di turnamen yang bakal digelar di Amerika Serikat pada musim panas nanti.
Masa kepemimpinan Scaloni telah membawa kesuksesan bagi Argentina di skala kontinental, juga global. Dia juga akan selamanya dikenal sebagai pelatih yang membantu Lionel Messi mewujudkan mimpinya mengangkat trofi Piala Dunia yang selalu luput darinya. Namun, untuk saat ini, sang pelatih menginginkan sesuatu yang lebih.
AS