Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Alunan Musik Twee Pop The Dare Bawa Pesan tentang Perempuan dari Lombok

The Dare turut membawakan lagu yang berasal dari EP kedua mereka, di antaranya Semeti Medley dan Women Who Sailed The World.

7 Juni 2022 | 14.32 WIB

The Dare usai aksi panggung Javakensi Tour 2022 di Halaman Belakang, Bogor. Tempo/Edo Juvano
Perbesar
The Dare usai aksi panggung Javakensi Tour 2022 di Halaman Belakang, Bogor. Tempo/Edo Juvano

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kuartet pop asal Lombok, The Dare mendapat antusiasme luar biasa saat tampil dalam tur mereka yang bertajuk Javakensi Tour di di Bogor, Ahad, 5 Juni 2022. Kota Hujan menjadi kota ketiga yang mereka kunjungi setelah Tangerang dan Bekasi, sebelum bertandang ke Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

The Dare merupakan proyek musik yang digawangi oleh empat orang perempuan yang terdiri dari Riri (vokal, gitar), Desita (drum), Meigali (bass) dan Yollanang (gitar). Aliran musik mereka twee pop, sub genre dari indie pop yang dipopulerkan tahun 80-an dari Inggris. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak banyak yang mengetahui, nama The Dare memiliki makna ganda. Pertama, dalam bahasa Inggris yang artinya berani. Kedua, Dare atau Dedare dalam bahasa Sasak memiliki arti gadis. Terbentuk pada Februari 2018, hanya butuh dua bulan bagi mereka untuk merilis debut mini album berjudul Inthrovvert di Records Store Day Lombok (RSD Lombok), tepatnya pada 28 April 2018.

Sama seperti kali pertama mereka mengeluarkan EP Inthrovvert, The Dare kembali berupaya memperkenalkan musik mereka kepada khayalak yang lebih luas dengan mengadakan tur Pulau Jawa usai merilis EP kedua yang baru dirilis tahun lalu berjudul Women Who Sailed The World.

Pada tur kali ini, The Dare turut membawakan lagu yang berasal dari EP kedua mereka, di antaranya Semeti Medley dan Women Who Sailed The World. Lirik yang kuat akan keberanian dan kemandirian seorang perempuan menjadi daya tarik tersendiri bagi lagu-lagu The Dare.

“Tur kali ini memang dikhususkan untuk EP kedua kami yang mengangkat tema perempuan. Dari media sosial kami juga fight sexual harassment di concert. Kami ingin menyuarakan kalau perempuan juga seharusnya bisa diterima di lingkungan musik tanpa adanya perbedaan gender,” kata Yollanang.

Meski EP kedua mereka baru dirilis tahun lalu, Javakensi Tour bukanlah panggung pertama The Dare sejak pandemi. Sebelumnya, mereka pernah tampil di Sirkuit Internasional Mandalika saat perhelatan MotoGP 2022.

“Kalau skema music, mungkin dulu kebanyakan punk atau reggae. Tapi karena sekarang kan perkembangan dari digital sudah semakin banyak referensi sehingga akhir-akhir ini sudah banyak warna musik yang bervariasi, dan ternyata indie pop juga lumayan diterima di sana,” ujar Meigali.

EDO JUVANO

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus