Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Band Koil asal Bandung merilis hasil garapan tembang terbaru yang tidak seperti biasanya. Band rock itu untuk pertama kalinya berkarya dengan lirik bahasa Sunda lewat lagu berjudul 'Tuturut Munding' pada Rabu, 26 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pengemasan musiknya sangat spesial karena menggabungkan berbagai gaya musik, dan kami belum pernah mengerjakan hal seperti ini sebelumnya,” kata gitaris band Koil Donnyantoro lewat keterangan tertulis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Siapkan Album Baru, Band Koil Rilis Satu dari Delapan Single
Lagu 'Tuturut Munding' itu sejatinya bercorak musik pop Sunda ciptaan musisi Wachyoe Affandi alias Doel Sumbang yang dirilis pada 1990-an. Mulai awal tahun ini, Koil bersama band Kuburan dan Doel Sumbang berkolaborasi membuat aransemen baru berbasis musik rock yang diperkaya elemen synthesizer, sinkopasi progresif rock, hingga nuansa musik Timur Tengah. “Saat saya mendengar hasil rekamannya, memang jauh dari bayangan saya, tetapi hasilnya keren,” kata Doel Sumbang.
Ide Awal Pemilihan Lagu
Pemilihan lagu tersebut merupakan usulan dari band Kuburan yang menjalin kolaborasi dengan Koil sejak November tahun lalu ketika bertemu di studio latihan. Mereka kemudian mengajak Doel Sumbang ikut mengisi vokal untuk mempertahankan karakter asli dalam lagu tanpa menghilangkan ciri khasnya.
Menurut personel band Kuburan, Raka Auliantara, lagu 'Tuturut Munding' dekat dengan pengalaman sosial, dan tetap relevan dengan perubahan zaman, khususnya menjelang puasa. “Lagunya menyajikan sindiran terhadap berbagai fenomena di bulan Ramadan yang pada hakikatnya istimewa,” kata dia.
'Tuturut Munding' yang artinya mengikuti kerbau, merupakan istilah populer di kalangan masyarakat Sunda bagi orang yang gampang ikut-ikutan. Menurut Doel Sumbang, lirik lagu itu menyindir orang-orang yang membangkang kewajiban agama seperti berpuasa. Hasil kolaborasi dengan band Koil dan Kuburan dinilainya menarik karena para musisi yang terlibat memiliki genre musik yang sangat berbeda. “Lebih istimewa lagi karena lagu yang dipilih justru merupakan lagu berbahasa daerah,” ujarnya.
Kolaborasi yang Spesial
Sebelumnya pada album pertama, Koil pernah menggunakan judul lagu berbahasa Sunda yaitu “Matahari (Dengekeun Aing)”. Namun menurut gitaris Donnyantoro, lirik lagunya tetap menggunakan bahasa Indonesia. “Sesuatu yang spesial dari kolaborasi ini adalah untuk pertama kalinya Koil membawakan lagu dengan lirik berbahasa Sunda,” ujarnya.
Lagu itu dapat didengarkan secara daring di berbagai platform streaming musik, seperti Spotify, YouTube Music, Apple Music, TikTok, dan Deezer. Versi video musiknya tersedia di kanal YouTube resmi Koil, sementara video lirik dapat disaksikan di akun resmi band Kuburan. Sebagai bagian dari proyek kolaborasi ini, berbagai versi lagu akan dirilis, termasuk remix dan karaoke. Dalam waktu dekat, band Koil dan Kuburan akan tur keliling kota di Jawa Barat selama bulan puasa.
ANWAR SISWADI