Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Eksotisme Seni Botani

Seniman botani Indonesia menggelar pameran lukisan puspa di Kebun Raya Bogor pekan lalu. Harus sesuai dengan fisik aslinya, akurat, dan detail.

31 Mei 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Eksotisme Seni Botani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepasang gambar bunga lotus yang mekar terlihat cantik. Teratai suci (Nelumbo nucifera) yang berkelopak merah muda dan putih lembut itu merupakan bunga nasional India. Ia bersanding dengan teratai berkelopak kuning (Nelumbo lutea), teratai endemik di Benua Amerika. Aneka satwa seperti burung bulbul Cina, ikan koi, dan capung yang digambar transparan ikut hadir di sekelilingnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eunike Nugroho alias Keke, 38 tahun, menggambar dua bunga lotus itu dengan rinci menggunakan cat air. Pos Kanada memakai karyanya itu untuk prangko seri terbaru musim semi yang diluncurkan awal Maret lalu. "Enggak menyangka bisa lolos di komite seleksi di Kanada," kata seniman botani yang tinggal di Yogyakarta itu. Awalnya ia diajak sebuah biro desain internasional untuk berkolaborasi dalam pembuatan seri prangko tahunan Pos Kanada yang bertema bunga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak cuma gambar lotus, Keke juga menggarap karya baru yang spewsial. Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Surakarta itu melukis bunga Amorphophallus titanium dengan cat air sesuai dengan ukuran aslinya. Puspa endemik di Sumatera yang kerap disebut Titan Arum atau bunga bangkai itu pada awal November 2017 mekar di Kebun Raya Bogor. Keke saat itu memutuskan menggambarnya lalu melanjutkan karyanya di rumah.

Dia perlu waktu satu setengah bulan untuk melukis bunga setinggi 2,4 meter itu serinci mungkin. Urat mayor dan minor bunga tak luput dari sapuan kuasnya. "Lembur paling parah melukis tujuh hari seminggu," katanya, Sabtu pekan lalu. Saat itu, ia hanya rehat sejenak untuk makan dan tidur. Hasilnya dipamerkan dalam acara Ragam Flora Indonesia, 18-20 Mei di Gedung Samida Kebun Raya Bogor. Pengunjung bisa menikmati keindahan Titan Arum sepuasnya tanpa harus mencium aromanya yang busuk.

Perhelatan itu bagian dari perayaan Hari Botani Sedunia 18 Mei yang digelar serentak di 25 negara di enam benua, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Cina, yang terjaring dalam Botanical Art Worldwide. Bertema "Linking People with Plants through Botanical Arts", kelompok Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA) yang menggelar pameran bekerja sama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Seleksi dewan juri meloloskan 60 lukisan tumbuhan asli Indonesia karya 35 seniman botani dalam dan luar negeri.

Aneka bunga lain, seperti anggrek, kantong semar, dan Rafflesia arnoldi, kerap menjadi subyek lukisan seniman botani. Namun, berbeda dengan lukisan seni rupa yang juga bergambar tanaman atau bunga seperti Sun Flowers karya pelukis tersohor Vincent van Gogh, misalnya, seni botani punya tampilan dan pakem berbeda, pun tak sama dengan karya gambar ilustrasi botani.

Menurut pemerhati dan pelaku seni botani Jenny A. Kartawinata, seni botani merupakan lukisan tentang tanaman. Tidak harus utuh seperti dari akar hingga bunga atau buah, tapi bagian tanaman itu harus dilukis sesuai dengan fisik aslinya secara akurat, cermat, dan detail. "Karena harus dapat juga dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan kajian botani," ujarnya.

Umumnya seni botani memakai media kertas dan cat air karena dinilai luwes, bisa transparan, dan paling sesuai. Tampilan utama adalah tumbuhannya, sehingga latar belakang cukup warna kertas.

Adapun ilustrasi botani, menurut Jenny, dikerjakan oleh ilustrator atau juru gambar di suatu institusi botani. Subyeknya juga tanaman dan tidak harus digambar lengkap, serta wajib akurat dan rinci. Karya gambar umumnya hitam dan putih dengan goresan pensil atau pena. Tujuan utamanya adalah menyajikan identifikasi suatu tanaman.

Kerincian bentuk, pewarnaan, dan pencahayaan, menjadi kekuatan visual seni botani. Meskipun teknik fotografi bisa dengan mudah mengabadikannya, hasil karya lukisan botani yang bergaya naturalis terkesan lebih eksotis. Kerja keras dan memakan waktu hingga bulanan untuk membuatnya bisa seketika punah oleh kepuasan akhir.

Ketika menggambar langsung, seniman botani biasanya memakai spesimen seperti bunga, atau setangkai bunga lengkap dengan daun. Menurut Jenny, pengamatan tanaman kadang tidak cukup atau ada yang terlewat, terutama menyangkut kerincian fisik yang menjadi ciri khas suatu flora. Foto dan gambar serupa yang telah ada bisa dipakai sebagai referensi. "Tangkapan kamera kerap memberi deviasi optis yang merugikan," katanya. Untuk melengkapinya, seniman perlu rujukan ilmiah hasil penelitian botani.

Bahkan, untuk menjaga spesimen agar tidak mudah layu ketika proses menggambar, ada ilmu dan kiatnya tersendiri. Menurut Keke, bunga sakura alias cherry blossoms, misalnya, perlu dimasukkan ke kulkas. Paling ajaib, perlakuan untuk bunga poppy (Papaver orientale).

Keke disarankan gurunya untuk memanaskan pisau sampai berubah warna, lalu dipakai untuk memotong tangkai bunga. Setelah itu tangkai dimasukkan ke air es. Seketika bunga pun segar kembali, bahkan hingga beberapa hari dengan perlakuan berulang. Pengalaman itu diperolehnya di Sheffield, Inggris.

Pada kurun 2014-2016, ia tinggal di sana menemani studi suaminya. Keke bergabung dengan komunitas pelukis botani untuk belajar melukis di kebun raya setempat, yakni The Florilegium Society dan Northern Society of Botanical Art. Dari acara rutin berbayar, yaitu melukis bersama, ia belajar membuat sketsa, memindahkan gambar, melukis, mengenali tumbuhan sampai cara mempertahankan spesimen agar segar lebih lama.

Selain itu, Sheffield Botanical Gardens menugasi ahli botani mereka untuk memandu anggota serta memilih dan menyediakan spesimen untuk digambar. Kedua komunitas itu juga secara berkala mengundang guru-guru seni botani dari kota lain untuk mendemonstrasikan teknik dan memberi pelatihan kepada anggota. Pematerinya seperti Dr Sarah Simblet, Billy Showell, Rachel Pedder Smith, dan Paul Fennell.

Di Inggris, setahu Keke, ada University of Sheffield yang punya jurusan botanical illustration. The Society of Botanical Art (SBA) juga memiliki program Distance Learning Diploma Course. Ada juga pelatihan-pelatihan seni atau ilustrasi botani di Royal Botanic Garden Edinburgh, Kew Gardens, di Inggris, dan beberapa taman botani di Amerika Serikat, Australia, dan di beberapa negara Eropa.

Di Indonesia, peminat bisa bergabung dan belajar dari grup di media sosial maupun komunitas seperti IDSBA yang kini beranggotakan sekitar 40 orang. Jenny dan Keke merupakan sebagian pendiri kelompok itu pada 2017. "Sebelumnya saya kesulitan karena belum ada komunitas seni botani di sini," kata Keke.

Selama ini seni botani Indonesia kurang tampil. Jenny mengatakan para ahli botani yang bermunculan sejak 55 tahun silam, lebih berkutat pada sisi ilmu sehingga seni botani terabaikan. Belakangan muncul kebangkitan dari generasi baru.

Selain hobi, seni botani punya sisi profesi. Peminatnya dari kolektor seni juga kalangan industri. Harga karya bisa Rp 1-2 juta hingga puluhan juta rupiah. Karya Keke misalnya, dipakai sebuah majalah di Jerman, sampul buku penerbitan di Amerika Serikat, juga label kemasan minuman anggur asal Spanyol. Mantan desainer grafis itu mengerjakannya di rumah sambil mengasuh anak. ANWAR SISWADI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus