Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Selasar Sunaryo Art Space Berikan Lifetime Achievement Award kepada Ahmad Sadali

Selasar Sunaryo Art Space menganugerahkan Lifetime Achievement Award bagi Ahmad Sadali sebagai penghormatan tokoh seni Indonesia.

18 April 2025 | 16.06 WIB

Suasana pameran Seabad Sadali: Menjejak Bumi Menembus Langit di Selasar Sunaryo, Bandung, Jawa Barat, 27 September 2024. Selain karya lukis, benda-benda dan arsip pribadi Ahmad Sadali juga ikut dipamerkan. Ahmad Sadali adalah salah satu tokoh mazhab Bandung dan dijuluki sebagai bapak seni lukis abstrak Indonesia. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Suasana pameran Seabad Sadali: Menjejak Bumi Menembus Langit di Selasar Sunaryo, Bandung, Jawa Barat, 27 September 2024. Selain karya lukis, benda-benda dan arsip pribadi Ahmad Sadali juga ikut dipamerkan. Ahmad Sadali adalah salah satu tokoh mazhab Bandung dan dijuluki sebagai bapak seni lukis abstrak Indonesia. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Selasar Sunaryo Art Space menganugerahkan Lifetime Achievement Award bagi Ahmad Sadali di Bandung, Kamis 17 April 2025. Penghargaan prestasi seumur hidup itu sebagai upaya untuk menghormati tokoh seni rupa Indonesia. “Ahmad Sadali sebagai seniman, akademisi, sekaligus intelektual muslim, meninggalkan banyak jejak yang mempengaruhi generasi kemudian,” kata Heru Hikayat, kurator seni di Selasar Sunaryo Art Space Bandung kepada Tempo, Kamis 17 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pilihan Editor: Tubuh Antroposen dan Alam Rusak di Pameran Tunggal Seni Instalasi Asmudjo Jono Irianto

Bagian dari Rangkaian Pameran Seabad Sadali

Penghargaan itu menjadi bagian dari rangkaian Pameran Seabad Sadali: Menjejak Bumi, Menembus Langit. Selasar menghimpun jajaran panelis yang terdiri dari kurator dan akademisi seperti Agung Hujatnikajennong, Aminudin TH Siregar, Bambang Q-Anees, Bambang Sugiharto, dan Sunaryo untuk menilai ketokohan dan kepeloporan Ahmad Sadali dalam konteks seni rupa Indonesia. Selain itu diluncurkan pula dua publikasi berupa katalog Pameran Seabad Sadali, serta buku berjudul Seni, Iman, Islam: Kumpulan Esai Seni Rupa dan Agama (1957-1987) oleh Ahmad Sadali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya Sadali berjudul Laboratorium pada pameran pertama yang menampilkan karya para seniman Bandung di Jakarta pada 1954 menurut Heru, memantik kritikus Trisno Sumardjo. Artikelnya “Bandung Mengabdi Laboratorium Barat” memicu perdebatan tentang mazhab seni rupa di Bandung. “Perdebatan ini merupakan tonggak penting dalam wacana seni rupa modern Indonesia,” katanya.  

Adapun sebagai akademisi, peran Sadali misalnya merintis Studio Desain Interior di Institut Teknologi Bandung dan pemikirannya tentang seni rupa modern dalam hubungannya dengan spiritualitas. Sebagai intelektual muslim, jejak aktivitas Sadali dalam kelembagaan organisasi keislaman seperti merancang logo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ikut mendirikan Masjid Salman serta kampus Universitas Islam Bandung alias Unisba.

Profil Ahmad Sadali

Ahmad Sadali yang lahir 1924 hingga wafat pada 1987, tumbuh di tengah pergolakan politik sekaligus praktik seni rupa corak baru. Berasal dari keluarga pengusaha yang terlibat dalam organisasi keislaman Muhammadiyah, Sadali juga meminati berbagai corak kebudayaan Barat termasuk musik klasik. Sadali pada zaman perang kemerdekaan ikut berjuang, lantas menjadi akademisi selulus kuliah seni di ITB, dan menjadi aktivis keagamaan.

Ahmad Sadali meyakini dan merumuskan bahwa terdapat perbedaan antara modernitas seni rupa Indonesia dengan seni rupa Barat. Sadali berpendapat bahwa seni rupa modern Indonesia hendaknya dipahami sebagai sebuah akulturasi, hasil dialogantara khazanah tradisi Indonesia dengan pengaruh pemikiran Barat. Dia menggaris bawahi peranan religiusitas dalam menentukan identitas praktik artistik di Indonesia. Nilai religiusitas menjadi alternatif yang dekat dengan cara hidup masyarakat Indonesia.

Sadali tidak membantah bahwa sikap rasional dan efisiensi diperlukan di dalam masyarakat industri. Namun baginya, tidak ada pertentangan antara rasio dan sikap religius. Sebagai seorang muslim, Sadali menuliskan dalam sejumlah karya tulisnya bahwa terdapat pendekatan rasional dan ilmiah dibalik pengimanan ayat suci Al Quran.

Formalisme yang menjadi corak kekaryaan Sadali di periode awal dijadikan sebagai instrumen untuk menghayati makna di balik bentuk. Penghayatan ini membantu manusia sehingga tidak hanya memahami aspek duniawi semata tetapi juga cara kerja alam sekaligus Sang Pencipta.

Sebelumnya Selasar Sunaryo Art Space untuk pertama kalinya memberikan Lifetime Achievement Award kepada pematung Rita Widagdo pada 26 November 2021 yang terangkai dengan pameran berjudul Ekuilibrium: Karya dan Pikiran Rita Widagdo dengan kurator Nurdian Ichsan.

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus