Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Bumi Manusia merupakan adaptasi dari buku teralogi Pulau Buru, karangan Sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Film tersebut akan hadir di seluruh jaringan bioskop di Indonesia pada 15 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sutradara film Bumi Manusia, Hanung Bramantyo mengatakan telah memvisualisasikan 80 persen dari seluruh cerita di buku Bumi Manusia. "Durasi filmnya sekitar 3 jam. Pengambilan gambar salama 50 hari, tapi post produksinya yang agak lama, sekitar 1 tahun," ujar Hanung Bramantyo dalam peluncuran poster film Bumi manusia di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2019.
Hanung Brmantyo terharu ketika film ini rampung. Air matanya menetes ketika dapat memvisualisasikan buku yang dia sukai sejak remaja. Terlebih pada 1994, ketika dia pertama kali mengagumi Pramoedya, buku tersebut dilarang untuk dibaca. Hanung Bramantyo mengaku membaca buku tersebut secara diam-diam.
Menurut Hanung Bramantyo, ini merupakan mimpi Pramoedya yang dapat diwujudkan. Hanung bahagia bisa menjadi kepanjangan tangan dari pesan-pesan Pramoedya Ananta Toer yang ingin disampaikan ke generasi muda Indonesia.
Salah satu adegan di film Bumi Manusia. (Falcon Pictures)
Ketika menjadi perdebatan di antara para penggemar tulisan Pramoedya, Hanung Bramantyo sudah siap dengan berbagai kritik tentang karyanya. "Kami sudah siap dengan itu semua, apa yang kami buat ini jauh dari sekedar untuk memuaskan para fans. Tapi ini adalah apa yang dicita-citakan Pak Pram, asuk ke relung para penonton," ujar Hanung.
Dalam penggarapan naskah untuk film Bumi Manusia, Hanung Bramantyo melibatkan setidaknya enam sejarawan. Orang-orang tersebut, kata Hanung, dilibatkan saat menyusun naskah yang memakan waktu selama 6 bulan. "Ini seperti pendadaran mahasiswa, naskah saya diuji," kata Hanung.
Pelibatan Iqbaal Ramadhan pun sudah dipikirkan oleh Hanung Bramantyo dengan masak. Aktor muda tersebut benar-benar dipersiapkan Hanung untuk menjadi Minke, pemeran utama di film itu. Sebelum syuting, Hanung meminta Iqbaal untuk makan di lantai, tidur di tikar, dan mengepel rumah untuk memperdalam karakter Minke.
Selain melakukan hal-hal yang disebutkan oleh Hanung, Iqbaal Ramadhan menambahkan, dia juga disuruh membaca buku karya Max Havelaar yang berjudul Multatuli. "Pendekatan Mas Hanung, bagaimana cara mengerti Minke, berlaku adil sejak di pikiran," ujar Iqbaal.