Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Adegan kekerasan atau bullying di sekolah yang ditampilkan dalam drama Korea The Glory telah mengejutkan banyak penonton karena berdasarkan kejadian nyata beberapa tahun lalu. Seorang komisaris sekolah Korea Selatan mengatakan bahwa kekerasan di sekolah dalam kehidupan nyata jauh lebih buruk dari adegan serial tersebut.
"Adegan kekerasan di sekolah (dalam drama) sangat mengejutkan para penonton, dan beberapa orang mungkin meragukannya, tetapi mereka menghidupkan kembali peristiwa yang terjadi dalam kenyataan dan itu membuat alarm dan meningkatkan kesadaran terhadap kekerasan sekolah," kata komisaris sekolah tersebut, dikutip dari Allkpop pada Kamis, 12 Januari 2023.
Komisaris itu melanjutkan dengan berkata, "Kenyataannya lebih buruk," dan berbagi bahwa tindakan pencegahan sangat dibutuhkan karena ada kasus kekerasan sekolah yang parah bahkan baru-baru ini.
Kejadian Nyata yang Ditampilkan dalam Adegan Bullying di The Glory
Dalam sebuah wawancara dengan MBC Radio pada Rabu, 11 Januari 2023, Choi Woo Seong, seorang komisaris sekolah yang bertanggung jawab atas kekerasan sekolah di Kantor Pendidikan Gyeonggi Suwon, menegaskan bahwa adegan membakar lengan korban menggunakan catokan rambut didasarkan pada kejadian sebenarnya dari intimidasi yang terjadi di sebuah SMP di Cheongju di masa lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Simak: The Glory Makin Populer, Penulis Naskah Dilaporkan Dapat Bayaran Rp 1,2 Miliar per Episode
Saat itu, media setempat melaporkan bahwa sekelompok siswa SMP yang dipimpin oleh Kim (saat itu berusia 15 tahun) menyerang 'A' (usia 14 tahun) selama kurang lebih 20 hari. Dilaporkan bahwa 'A' dipukuli dengan tongkat baseball dan disundut dengan catokan rambut di bagian lengan dan dadanya.
"Korban saat itu menderita luka bakar parah dan tulang ekor menonjol, membutuhkan 5 hingga 6 minggu rawat inap," kata Choi Woo Seong. "Para pelaku juga mengaku akan menghukum korban dengan merobek keropeng yang terbentuk di bekas lukanya." Choi Woo Seong juga menyatakan bahwa intimidasi yang sebenarnya jauh lebih buruk dalam kehidupan nyata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Song Hye Kyo dalam drama Korea The Glory. Dok. Netflix
Lebih lanjut, Choi Woo Seong mengungkapkan Undang-Undang Kekerasan Sekolah diberlakukan pada 29 Januari 2004, dan diberlakukan pada 30 Juli di tahun yang sama tetapi insiden catokan rambut Cheongju terjadi pada 2006. "Jadi pemimpin kelompok pengganggu mengancam korban untuk tidak memberi tahu siapa pun nama pelaku atau nama sekolahnya," katanya.
Kasus Bullying di Sekolah Korea Selatan Semakin Parah
Choi Woo Seong menyatakan penyesalannya yang mendalam karena ada insiden intimidasi yang jauh lebih buruk, seperti Kasus Penyerangan Sekolah Menengah Gadis Yangsan, Kasus Kekejaman Asrama Cheonghak-dong, Kasus Penyerangan Seksual Tempat Tidur Salju Gyeonggi Utara, dan banyak lagi.
Kasus Penyerangan Sekolah Menengah Gadis Yangsan terjadi pada tahun 2021, dan sekelompok pelaku menyerang seorang siswa sekolah menengah berkebangsaan asing. Para pengganggu merekam serangan itu dan mendistribusikannya di internet.
Kasus Kekejaman Asrama Cheonghak-dong terjadi pada 2020 ketika sekelompok gadis menyiksa korban lain dengan memasukkan benda asing ke dalam tubuh korban dan membuatnya meminum air seni.
Kasus Penyerangan Seksual Tempat Tidur Salju Gyeonggi Utara adalah insiden terbaru yang terjadi pada Januari 2022 ketika seorang anak laki-laki berusia 13 tahun memikat dan menganiaya seorang gadis berusia 9 tahun dalam perjalanan pulang. Pelecehan seksual terhadap gadis muda itu dilakukan di atas balok salju yang telah dibuat sebelumnya agar terlihat seperti tempat tidur.
"Dalam ketiga kasus tersebut, beberapa pelaku atau semua pelaku adalah remaja di bawah usia 14 tahun, jadi ada batasan untuk menghukum mereka," kata Choi Woo Seong. "Saya setuju bahwa (para pelaku) semakin muda dan kejahatan mereka semakin canggih dan keras, jadi saya setuju bahwa standar usia batas harus diturunkan secara bertahap. Pada saat yang sama, kita sebagai masyarakat harus berupaya untuk mendidik dan mencegah tindakan semacam itu."
The Glory mengikuti kisah Moon Dong Eun (Song Hye Kyo) yang mengalami perundungan di masa lalu dan kini bertekad untuk membalaskan dendamnya. Drama ini telah menarik perhatian dan popularitas di seluruh dunia, mencapai peringkat pertama di daftar Top 10 Global Netflix (Non-English) dengan jumlah 82,48 jam ditonton di pekan pertama Januari 2023.
ALLKPOP
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.