Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara kenamaan Tanah Air, Mouly Surya bercerita saat gagasan film Perang Kota (2025) muncul dari rak bukunya yang lama tak tersentuh. Buku karya Mochtar Lubis berjudul Jalan Tak Ada Ujung rilisan 1952 itu telah lama tersimpan tanpa sempat dibaca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pilihan Editor: Ariel Tatum Cinta Lokasi pada Biola
“Sudah lama, ada di rak buku, tidak dibaca-baca,” ujar Mouly kepada Tempo, Rabu, 16 April 2025, di kawasan Palmerah Barat, Jakarta. Mouly, yang berlatar pendidikan S1 Sastra Indonesia, mengaku sudah lama memiliki ketertarikan pada sastra Indonesia karena latar belakang pendidikannya. Salah satunya gaya penulisan Mochtar Lubis.
Ide Perang Kota Adaptasi Novel Mochtar Lubis
Ketika akhirnya Mouly membaca Jalan Tak Ada Ujung pada 2018, ia seolah menyaksikan layar sinema terbuka di benaknya. “Entah kenapa saya seperti melihat semacam gambar di kepala saya. Padahal saat itu saya belum selesai membacanya,” kata Mouly. Dalam novel yang berlatar Jakarta pada masa kolonial pascakemerdekaan pada 1946 itu, Mouly menemukan potensi sinematik yang kuat.
Sutradara peraih Piala Citra itu merasa seperti melihat adegan-adegan film di kepalanya. Ia pun segera merekomendasikannya kepada sang suami sekaligus produser, Rama Adi. “Sesimpel karena novel Jalan Tak Ada Ujung benar-benar memantik inspirasi gambar di kepala saya. Sangat menarik,” ujarnya.
Pemantik Ide Judul dan Proses Produksi
Aktris Ariel Tatum dan Sutradara Mouly Surya dalam kunjungan ke kantor Tempo untuk promosi film terbarunya, Perang Kota di Jakarta, 26 April 2025. Tempo/Fardi Bestari
Rupanya, judul Perang Kota muncul usai ia berdiskusi dengan sejarawan Rushdy Hoesein saat menggarap riset film tersebut. “Saat itu, sedang mengobrol perihal bukunya, ada cerita Gang Jaksa, dia bilang, ‘Iya pada saat itu, Jakarta lagi perang kota,’” tutur Mouly. Frasa perang kota yang disebutkan sang sejarawan, menurut Mouly, mampu menafsirkan gejolak sosial dan politik Jakarta pada 1946, masa-masa genting setelah proklamasi kemerdekaan.
Meski proses kreatifnya dimulai sejak 2018, film ini baru rampung pada akhir 2024. Penyebabnya karena proses produksi lintas negara yang kompleks, yaitu Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina dan Kamboja. “Film ini melibatkan koproduksi dari tujuh negara. Jadi prosesnya cukup kompleks,” ujarnya menambahkan.
Sejak syuting pada 2023, film ini melalui serangkaian tahapan rumit, dari penyuntingan, penambahan teks terjemahan, hingga pengerjaan efek visual (VFX) yang tersebar di tiga negara: Indonesia, Amerika, dan Belanda. Untuk efek suara, Perang Kota juga menggandeng tim dari Prancis. “Kalau dibilang lama, ya memang cukup lama—sekitar satu setengah tahun sejak 2023,” kata Mouly.
Cerita Tentang Jakarta, Cinta, dan Pengkhianatan
Perang Kota merupakan adaptasi dari novel Jalan Tak Ada Ujung yang menggambarkan situasi Jakarta pada 1946, setahun setelah kemerdekaan Indonesia. Tokoh utamanya adalah Isa, diperankan oleh Chicco Jerikho, seorang guru sekolah dasar yang juga mantan pejuang kemerdekaan. Ia mengalami trauma psikologis yang membuatnya impoten.
Ketika konflik bersenjata kembali pecah, Isa mendapat tugas rahasia membela bangsa. Ia berjuang bersama Hazil (Jerome Kurnia), seorang pemuda penuh semangat yang diam-diam menjalin hubungan dengan istri Isa, Fatimah (Ariel Tatum). Fatimah digambarkan sebagai perempuan tangguh yang karakternya terinspirasi dari Hajjah Rangkayo Rasuna Said.
Perang Kota tayang perdana di International Film Festival Rotterdam (IFFR) pada Februari 2025 sebagai film penutup festival. Film ini lebih dulu dirilis di Belanda, Belgia, dan Luksemburg pada 17 April 2025, dan akan tayang serentak di Indonesia pada 30 April 2025.
Pilihan Editor: Sinopsis Film Perang Kota yang Dibintangi Ariel Tatum dan Chicco Jerikho
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini