Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Lagu ‘Wake Me Up When September Ends” dari band punk rock asal Amerika Serikat, Green Day, bakal kembali populer ketika memasuki September. Menjadi kebiasaan sebagian orang untuk memutar kembali atau sekadar menjadikan judul dari lagu yang dirilis pada 2005 ini bahan postingannya di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski digandrungi banyak orang, lagu Wake Me Up When September Ends ini memiliki kisah menyedihkan di baliknya. Billie Joe Armstrong, vokalis Green Day menulis lagu ini untuk ayahnya yang meninggal pada 1 September 1982 akibat kanker esofagus atau kanker kerongkongan. Lagu ini pun ditulis dengan makna yang mendalam.
Melansir dari laman Song Facts, di saat pemakaman ayahnya, Billie menangis, berlari pulang, dan mengunci diri di kamarnya. Ketika ibunya tiba di rumah dan mengetuk pintu kamarnya, Billie hanya berkata, "Bangunkan aku ketika September berakhir," begitulah awal terciptanya lagu ini.
20 tahun kemudian, Billie menyampaikan rasa sakit dan kesedihannya lewat lirik lagu "Wake Me Up When September Ends". Selain menuangkan perasaannya, Billie juga menautkan pembentukan Green Day dalam lirik lagu ini.
Lagu ini awalnya dijadwalkan untuk album kompilasi Green Day 2002 Shenanigans, tetapi Billie Joe tidak merasa bahwa dia dalam keadaan yang baik untuk merekamnya. Karena itulah lagu ini ditahan dan digunakan di album American Idiot.
Klip Wake Me Up When September Ends disutradarai oleh Samuel Bayer, yang menyutradarai video "Smells Like Teen Spirit" Nirvana. Video ini dibintangi Jamie Bell dan Evan Rachel Wood. Namun dalam video ini bukan menceritakan tentang kematian ayah Billie dari Green Day, tetapi mencerminkan suasana hati di Amerika setelah serangan 11 September.
WINDA OKTAVIA
Baca juga: