Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang tua bergelung konde kecil, dengan rambut dan jenggot memutih, bersandal jepit, berdiri di trotoar, bertahan dalam terik. Siang itu panas membakar bilangan Senen, Jakarta. Sebuah tripleks untuk tumpuan kertas dicangklongkan dari lehernya. Ia menggambar. Orang-orang mengerumuninya, ia tak terganggu. Seperti seorang pendekar dalam kisah-kisah silat, lelaki 67 tahun itu punya konsentrasi tinggi. Matanya awas menangkap mikrolet-mikrolet, sepeda motor, gedung-gedung. Tangannya menggoreskan pensil.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo