Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Ruqyah: The Exorcism, Jose Poernomo, mengungkap alasan penggunaan kata the exorcism dalam film barunya. Pasalnya, terdapat sebuah film horor Amerika berjudul The Exorcist yang dirilis pada 26 December 1973.
Namun, Jose menyangkal ingin menyamakan antara film The Exorcist dan Ruqyah: The Exorcism dengan menambahkan kata the exorcism. Tak hanya itu, Ruqyah: The Exorcism juga tak terinspirasi dari film The Exorcist.
Menurut Jose, the exorcism menggambarkan arti lain dari rukiah. "Orang yang tidak mengerti rukiah, ya itu the exorcism," ujar Jose di Metropole XXI, Pegangsaan, Menteng, Selasa, 26 September 2017.
Baca: Blade Runner 2049 Gagal Menarik Banyak Penonton
Jose menyatakan, the exorcism adalah terjemahan dari rukiah. Hal ini untuk memperjelas arti rukiah bagi masyarakat yang asing dengan kata itu, khususnya nonmuslim.
"Karena kalau exorcism mau diterjemahin ke bahasa Indonesia, gue gatau lagi apa. Jadi, itu (the exorcism) yang udah paling bener," kata Jose menjelaskan.
Ruqyah: The Exorcism adalah film horor yang diangkat dari kisah nyata. Film ini mengisahkan tentang seorang aktris bernama Asha yang kerasukan makhluk gaib atau roh jahat. Karena itu, Asha dengan mudahnya membuat para lelaki jatuh hati, termasuk sang wartawan bernama Mahisa.
Film ini berdurasi sekitar 1,5 jam dan akan tayang pada 5 Oktober 2017. Dua pemain utama diperankan oleh Evan Sanders (Mahisa) dan Celline Evangelista (Asha).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini