Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Solo: A Star Wars Story, Kisah Koboi Galaksi Tanpa Koloni

Solo: A Star Wars Story dimulai jauh sebelum Star Wars: Episode IV - A New Hope (1977)

25 Mei 2018 | 05.00 WIB

Adegan dalam film Solo: A Star Wars Story. Foto/Istimewa
Perbesar
Adegan dalam film Solo: A Star Wars Story. Foto/Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Solo: A Star Wars Story dimulai jauh sebelum Star Wars: Episode IV - A New Hope (1977). Saat itu sang koboi, Han (Alden Ehrenreich)—ya, hanya Han—belum memulai petualangannya. Cita-cita sebagai pilot hebat masih ia upayakan, salah satu caranya ia kudu bisa keluar dari Planet Corellia. Tempat yang jauh dari taraf layak sebagai sebuah pemukiman. Di sana Han bersama kawan dekatnya Qi’ra (Emilia Clarke) berusaha mencari cara bisa keluar dari cengkeraman Lady Proxima, penguasa Corellia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sukses mencuri sebuah coaxium, Han dengan percaya dirinya melakukan perlawanan. Ia berhasil lolos, namun tidak dengan Qi’ra. Lantas rencananya lepas dari Corellia bertambah satu, menjadi pilot, lalu kembali untuk menjemput Qi’ra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Siapa sangka, lewat beberapa perjalanan, Han tak perlu kembali untuk menjemput Qi’ra. Mereka bertemu saat Han—yang kini sudah tersemat nama Solo di belakangnya—bergabung dengan Tobias Beckett (Woody Harrelson) untuk melakukan perampasan Coaxium besar-besaran. Muaranya, coaxium ini kelak akan diserahkan kepada Dryden Vos (Paul Bettany). Dan Qi’ra kini mengabdi kepada Dryden Vos.

Adegan dalam film Solo: A Star Wars Story. Foto/Istimewa

Spin off bertajuk Solo: A Star Wars Story menarik mundur sosok Han yang begitu cukup mata duitan, ceriwis, nyaris tak bisa berhenti bicara, banyak akal, dan selalu berusaha memenuhi kata-katanya. Mengejar cita-cita sebagai seorang pilot tangguh, rasanya hal itu memang sudah bakat Han. Karena sepanjang film diputar tak ada bagian bagaimana karier sebagai pilot itu dicapai dengan susah payah. Yang ada, adalah bagaimana Han Solo—serupa namanya—beraksi sebisa mungkin untuk tak terikat dengan siapa pun. Kecuali saat dirinya mengenal Chewbecca (Joonas Suotamo) dan mengajak makhluk satu ini untuk berjalan bersamanya.

Namun, film ini menunjukkan secara perlahan hal-hal yang mengubah kehidupan Han Solo sejak ia meninggalkan Corellia. Han pun dipertemukan dengan sosok Lando Calrissian, pemilik kapal Millennium Falcon. Hal ini tentunya jadi memperjelas soal sejarah kepemilikan kapal Millennium Falcon itu sendiri. Di kisah Star Wars, Millennium Falcon adalah milik Han Solo. Kapal ini pertama kali muncul di film Star Wars Episode IV: A New Hope (1977) dan muncul di film-film berikutnya hingga Episode VI.

Solo: A Star Wars Story cukup memberi ruang untuk menjelaskan lebih rinci soal seorang Han. Bagaimana ia mulai mengenal Chewbecca yang juga ternyata sudah ratusan tahun menjadi pilot, bagaimana Millennium Falcon akhirnya beralih kepemilikan dan jadi kendaraan setia Han bersama Chewbecca menjelajah antariksa. Termasuk, pertemuan pertama Han Solo dengan Lando.

Sebagai sebuah cerita lepasan, Solo: A Star Wars Story bisa menjadi tontonan para penggemar yang harus menelan kenyataan tewasnya Han di The Force Awakens. Ditambah lagi penonton bisa melihat sisi lain seorang Han sebelum menikmati asam-garam kehidupan sebagai seorang pilot, penyelundup berhati emas.

Adegan dalam film Solo: A Star Wars Story. Foto/Istimewa

Secara umum, layaknya Rogue One, Solo: A Star Wars Story mengisahkan beberapa karakter dengan kisah yang tersembunyi dari gagahnya pertarungan Resistance melawan First Order. Adegan pembuka hingga beberapa menit film berlangsung cukup membosankan. Namun perlahan aksi yang seru menemukan relnya di pertengahan cerita hingga akhir yang menghadirkan misteri baru.

Alden Ehrenreich piawai memerankan Han muda. Enerjik, ingin mencoba banyak hal, bebas, berani mengambil risiko. Alden yang perlahan mulai belajar soal kesetiakawanan dan pengkhianatan namun tak membuatnya surut untuk membantu orang yang butuh bantuan. Tentu ia belum terbentuk menjadi orang tua yang cukup sinis dan cuek. Dan yang cukup penting, tak ada jejak Harrison Ford dalam karakter yang ia perankan.

Alden adalah aktor yang pertama kali ditemukan oleh para pembuat film. Produser Kathleen Kennedy menuturkan alas an dipilihnya Alden lantaran ia bisa cepat membangkitkan emosi dan membuat karakter Han Solo terasa istimewa tanpa meniru akting Harrison.

Selain karakter Han, ada beberapa karakter baru yang cukup menguatkan penceritaan Solo: A Star Wars Story. Misalnya Tobias Buckett yang sangat oportunis juga Dryden Vos Paul Bettany yang keji tanpa ampun. Kedua karakter ini dmainkan dengan apik oleh Woody Harrelson dan Paul Bettany.

Tak perlu berharap banyak terhadap Emilia Clarke. Karakter Qi’ra yang ia bawakan tak begitu menakjubkan. Tapi orang pergi ke bioskop toh untuk bayar kangen terhadap Han Solo, terhadap Star Wars karena Solo adalah salah satu karakter terfavorit dan dicintai di saga Star Wars.

Solo: A Star Wars Story

Durasi 134 menit

Jenis Film : Action, Adventure, Fantasy

Produser : Kathleen Kennedy, Allison Shearmur, Simon Emanuel

Sutradara : Ron Howard

Penulis : Jon Kasdan, Lawrence Kasdan

Produksi : Walt Disney Pictures

Homepage : starwars.com/films/solo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus