Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serial The Aces garapan Salman Aristo dan sutradara Bambang ‘Ipoenk’ K.M menyorot tentang duo jenius dengan kemampuan biliar yang dipertemukan di turnamen bola sodok itu untuk mengejar takdir masing-masing. Gagasan pembuatan serial ini bermula dari pengalaman Salman, sang produser.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salman mengutarakan bahwa draf cerita ini sudah ada sejak lama. Olahraga biliar sudah lama digeluti Salman sejak SMA. Pengalamannya bermain billiar, membuatnya memahami bahwa olahraga ini lebih dari sekadar permainan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kompleksivitasnya tinggi sekali, dia bisa fun, bisa ugal-ugalan, bisa penuh dengan berbagai macam kemungkinan, tetapi di satu sisi dia adalah olahraga yang harus dikuasai dengan skill yang tidak main-main, sehingga membuat gue melihat biliar menjadi menarik,” ucap produser yang akrab disapa Aris itu lewat wawancara Jumat, 15 Desember 2023.
Serial The Aces Berangkat dari Istilah Biliar
Menyorot olahraga biliar, judul The Aces diambil dari istilah dalam permainan bola 9, ketika bola 9 masuk ke lubang dan memberikan poin kemenangan kepada si pemain yang melakukan pukulan break. The Aces dalam bahasa Inggris juga diartikan sebagai ‘juara.’
Kisah serial The Aces ini menceritakan dua tokoh utama yang berkarakter rebel/nakal dan satunya perfeksionis metodis. Keduanya pun harus bersaing satu sama lain dan mendorong kemampuan hingga mencapai titik puncaknya demi kehormatan dan bertahan hidup.
Dalam trailer yang dirilis, tampak jelas persaingan yang terjadi antara dua anak muda dengan latar belakang berbeda dalam sebuah permainan biliar. Mereka masing-masing memiliki dorongan dan masalah, bertekad untuk menjadi pemenang di sebuah kejuaraan biliar.
Referensi Skenario Diperoleh dari Liputan Project Multatuli
Aris juga menyinggung referensi skenario yang banyak didapatkan lewat liputan-liputan mendalam tentang generation gap dan perbedaan kelas sosial, secara spesifik mereka ambil dari Project Multatuli. “Ada itu salah satu liputan Project Multatuli akhirnya jadi referensi karakter, dibawa ke biliar bahwa mereka hidup di kalangan biliar,” tambahnya.
Biliar dalam The Aces juga memotret perbedaan kelas sosial di antara duo karakter utama dengan cara yang menarik. Semua elemen cerita ini ingin dibawa sebagai “satu meja, jutaan takdir” di atas meja biliar. Aris dan sutradara Ipoenk sempat nyaris tak menemukan referensi serupa untuk serial ini.
“Bisa dibilang The Aces adalah drama Indonesia pertama yang menyorot olahraga biliar dengan medium audio-visual. Ada cerita mengenai generation gap antara seorang ayah dan anaknya, termasuk dalam hal ekspektasi dan menghadapi jurang komunikasi, dan biliar menjadi bungkus uniknya,” ujar kreator Salman Aristo.
Serial The Aces dengan delapan episode ini dibintangi Kevin Ardilova dan Emir Mahira yang akan saling beradu kemampuan biliar, disusul Surya Saputra, Chandra Satria, Adhisty Zara, Agatha Pricilla, dan Indra Birowo. The Aces akan tayang perdana secara eksklusif di Prime Video pada 21 Desember dengan menghadirkan empat episode pertama, diikuti oleh empat episode baru pada 28 Desember.
GABRIELLA KEZIAFANYA BINOWO