Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAKIT hati membuat Piyu, 39 tahun, produktif. Ia membikin empat lagu dan satu film. Tak seperti biasanya, gitaris band Padi ini melantunkan sendiri tetralogi lagu ciptaannya: Sakit Hati, Firasat, Cinta itu Adalah, dan Kasih. "Kalau orang lain yang menyanyikannya, takut tidak dapat feel-nya," kata musikus yang juga produser artis ini. Ia menargetkan proyek filmnya kelar pertengahan tahun ini.
Rangkaian lagu itu memang digubah berdasarkan pengalaman pribadi Satriyo Yudi Wahono–nama asli sang gitaris. Dia mengaku punya banyak "koleksi" memori tentang sakit hati. Piyu pernah disepelekan sebagai musikus: dilarang naik panggung karena dianggap tak layak. Lebih sering lagi karena cintanya ditolak. "Mungkin penampilan saya kurang meyakinkan karena cuma naik motor," katanya bernostalgia.
Tapi itu cerita lama. Kini kenangan buruk itu malah berbalik jadi inspirasi lagu yang indah. Ia berprinsip: jangan menulis lagu cinta kalau tak pernah jatuh cinta. Begitu juga sakit hati. "Membuat syair lagu itu harus jujur, bukan sekadar merangkai kata," ujarnya. Kali ini dengan senang hati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo