Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebungkus kado untuk buah hatinya, Sjahrazad Wisanggeni, yang baru berusia sebulan, dari Tuti Koto membuat Usman Hamid terharu. Dia teringat rumah ibunda Yani Afri yang hilang tak tentu rimbanya sejak 1997 itu sendiri sudah nyaris roboh. Rumah di kawasan Marunda, Jakarta Utara, yang dihuni 15 jiwa tersebut sudah doyong ke belakang.
Maka Usman pun mengirimkan pesan pendek berisi ajakan untuk membantu renovasi rumah Tuti Koto kepada sejumlah koleganya. Gayung bersambut. Tanggapan dari koleganya ternyata sangat antusias. Mereka bahkan meneruskan pesan pendek tersebut kepada rekan yang lain. Alhasil, dalam waktu kurang dari seminggu, dana yang terkumpul sudah mencapai separuh dari total biaya, yakni Rp 60 juta.
Para penyumbang terdiri atas aktivis prodemokrasi, rektor, dosen, mahasiswa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, kalangan bisnis, hingga ibu-ibu biasa. "Bahkan ada yang menawarkan rumahnya untuk tempat tinggal Mami-panggilan Tuti Koto-selama rumahnya direnovasi," katanya. Renovasi ditargetkan selesai menjelang Lebaran. Dengan demikian, saat hari raya Tuti Koto bisa merayakan di rumah baru. "Berbagi kebahagiaan saat Ramadan dan perayaan 17 Agustus itu akan banyak berkah," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo