Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rezeki tak lari ke mana. Begitu mengumumkan akan menikah, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid kebanjiran tawaran bantuan. Desainer Ami Atmanto, misalnya, meminjamkan baju pengantin untuk akad nikah. Rekan-rekannya yang lain membantu mengurus gedung, menyumbang kartu undangan, hingga menyediakan makanan. ”Alhamdulillah, semua urus an dimudahkan,” ujarnya.
Lajang 35 tahun yang sedang berbunga-bunga itu tak berhenti bersyukur. Selain kemudahan urus an pernikahan, sang pujaan hati pun datang tak diduga-duga. Ketika Yenny hampir saja terinjak-injak orang pada saat kampanye legislatif lalu, seorang pria tiba-tiba membentenginya. Pria itu, Dhohir Farisi, anggota parlemen dari Partai Gerindra, juga tak ia duga bisa dengan cepat meraih restu Gus Dur, ayah Yenny. ”Setiap berkunjung ke rumah, ia memijat Ayah,” ucapnya.
Lantaran serba mudah dan cepat, pernikahan mereka yang semula akan digelar pada Maret tahun depan pun maju menjadi 15 Oktober ini. ”Nah, soal ini, Ayah yang ingin mempercepat tanggal pernikahan,” ujarnya.
Perkawinan adat Solo menjadi pilihan kedua sejoli. Rupanya, ini merupakan tradisi Gus Dur jika menikahkan putri-putrinya. Bahkan, untuk resepsi, kebaya yang digunakan Yenny mirip dengan kebaya sang ibunda sewaktu menikah puluhan tahun silam. ”Seru juga dengan model jadul,” katanya tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo