Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah radio mengantar Duta Besar Belanda Nikolaos van Dam memperoleh gelar adat kehormatan Umbu dari masyarakat Sumba Tengah, Nusa Tenggara Barat. Radio Gogali sumbangan pemerintah Belanda yang bekerja sama dengan kantor berita radio 68H amat berfaedah bagi warga, baik dalam meningkatkan mutu pendidikan, penyuluhan kesehatan, pertanian, maupun untuk mencegah pencurian ternak. "Saya bangga mendapat gelar itu," ujarnya.
Dalam acara pemberian gelar, Van Dam berdandan mengenakan pakaian adat Sumba lengkap, dengan menenteng parang tradisional. Yang mengejutkannya, ia diminta memimpin acara pemotongan kerbau. Upacara itu dilakukan dengan cara menetakkan parang di leher kerbau, dan binatang itu harus mati dalam sekali tebas. Padahal seumur hidup Nikolaos hanya pernah menyembelih ayam dan kelinci. Syukurlah, acara itu ternyata hanya simbolis.
Saat diminta memberikan sambutan, giliran Van Dam yang membuat masyarakat terkejut, karena ia sempat berbicara dalam bahasa Arab. Warga, termasuk ulama setempat, terbengong-bengong menyaksikan seorang bule berbahasa Indonesia dan Arab dengan fasih. Mereka tak tahu, dulu dia kuliah di Jurusan Sastra Arab Universitas Amsterdam dan kerap berdinas di negara-negara Timur Tengah. "Saya bahkan telah menulis beberapa buku berbahasa Arab," ujarnya. Kalau tinggal agak lama, jangan-jangan Umbu van Dam juga cepat berbahasa Sumba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo