Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenakan baju kebaya panjang merah dengan sulaman Koto Gadang dan kaca mata hitam, aktris Christine Hakim melambaikan tangan dari gerbong kereta yang sedang melaju. Sabtu dua pekan lalu, bersama beberapa pesohor lain, pemeran Tjoet Njak Dhien itu ikut dalam peresmian wisata kereta uap di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Ketika kereta melintasi Danau Singkarak, Christine tak bisa menyembunyikan kekagumannya atas keindahan alam Sumatera Barat. "Wonderful. Alamnya luar biasa cantik," ujarnya. Selain menjadi peserta wisata, dia ternyata membuat film dokumenter tentang kereta uap itu dengan sponsor dari Departemen Pariwisata.
Kisah kereta peninggalan Belanda itu cukup panjang dan hanya sedikit generasi muda yang tahu. Loko uap tua itu pernah dibawa ke Ambarawa, Jawa Tengah, karena tak dipakai di Sawahlunto. Loko lainnya dibawa ke Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Nasib beberapa loko lain berakhir tragis: dilebur menjadi besi tua di pabrik Krakatau Stell."Film ini penting agar anak cucu kita tahu bagaimana kereta uap itu dikembalikan ke sini," dia menjelaskan.Tut, tut, tut....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo