Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Rumah Susun yang jadi lokasi syuting Pengabdi Setan 2 adalah proyek mangkrak dari program 1.000 tower hunian rumah pemerintah
Rumah Tua bekas syuting Pengabdi Setan 1 sudah menjadi lokasi wisata
Aktris Tara Basro mengalihkan rasa takut dengan konsentrasi pada dialog dan akting pada skenario
AKTRIS Andi Mutiara Pertiwi Basro atau Tara Basro merasakan suasana yang lebih mistis ketika berada di lokasi syuting film Pengabdi Setan 2: Communion, yaitu Rumah Susun Sumber Arta, Bekasi, Jawa Barat. Syuting film ini lebih menyeramkan dibanding pengambilan gambar Pengabdi Setan pertama di sebuah rumah tua di kawasan perkebunan Kertamanah, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, pada 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Suasananya lebih menakutkan dan ada hawa-hawanya gimana gitu,” kata Tara kepada Ecka Pramita dari Tempo, Selasa, 2 Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasi syuting film terbaru karya Joko Anwar itu adalah salah satu gedung dalam program 1.000 tower hunian murah di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah mangkrak sekitar 11 tahun. Kabarnya, proyek itu terbengkalai karena masalah keuangan. Gedung separuh jadi itu kini ditutup setelah viral dan ramai dikunjungi warga. Sebagian besar masyarakat yang datang ke rumah susun itu merasa penasaran setelah menonton Pengabdi Setan 2.
Hal berbeda didapati pada rumah tua dalam film pertama yang sebenarnya masih digunakan sejumlah pegawai PT Perkebunan Nasional VIII sebelum syuting berlangsung. Suasana horor di rumah itu berasal dari gaya arsitektur era kolonial serta penggunaan kayu pada bagian dinding dan lantai. Kini rumah tua tersebut menjadi destinasi wisata berbayar dengan tarif Rp 5.000-10 ribu per orang. Sejumlah interior dari set film Pengabdi Setan pertama dipertahankan dan ditambahi boneka figur hantu.
“Film kedua (sutradara Joko Anwar) tentu ingin lebih baik dari yang pertama di banyak segi. Dari karakter, penceritaan, akting, sinematografi, sampai arahan atau direction,” ucap Tara.
Walau begitu, pemeran tokoh Rini ini mengaku tak terlarut dalam suasana horor di rumah susun itu. Dia bisa mengabaikannya karena harus berkonsentrasi pada skenario dan akting. Dia selalu merasa tenang karena terus bersama kru film dan pemain lain. Tara pun bukanlah tipe orang yang penakut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo