S AAT kondisi sinema nasional masih bisik-bisik, tiba-tiba Oktober silam Ayu Azhari, 33 tahun, bikin kejutan. Dia dinobatkan sebagai aktris terbaik dalam Festival Film Asia. Meski mengaku tidak tersanjung, tapi dengan penghargaan itu Ayu menaruh harap. "Semoga dengan penghargaan ini makin banyak produser yang mau menanamkan uangnya di perfilman Indonesia," katanya.
Berbeda dengan sinetron, film nasional memang masih menjadi lahan yang kering. Sehingga, katanya, dalam keadaan seperti itu meminta honor besar bukan pada tempatnya. "Diajak main film saja sudah untung," katanya. Alhasil, hanya dari tontonan ringan dan berbusa-busa seperti sinetronlah duit bisa didapat. Hasilnya memang lumayan. Dari sinetron ia bisa ikut menafkahi keluarga dan untuk menjalankan Yayasan Al-Azhari, yang bergerak di bidang pen-didikan dan mengasuh anak-anak telantar.
Toh demikian, sinetron bukan segala-galanya. Kalau memang tidak suka, Ayu berani mengambil risiko. Seperti yang dilakukannya dengan sinetron Bidadari yang dibintanginya. Menurut dia, sinetron itu dianggapnya tidak lagi memberikan pendidikan moral pada anak-anak. "Seperti sinetron pada umumnya, ceritanya tak berkembang," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini