TIGA tahun Bianca Jagger berakit-rakit ke hulu, dan pada 1989 ini ia mencapai tepian. Lihatlah, ia kini bisa dilihat berbungkus jaket balap sepeda dan celana ketat, duduk bersila di lantai Mayfair Regent Hotel di Manhattan, melipat lutut, merapatkan kaki ke lantai, dan menempelkan telapak kiri ke yang kanan. Memang, ia tak sedang berakit-rakit, tapi beryoga. Apa yang istimewa? O, tiga tahun lalu tulang pahanya patah. Lalu dokter menanamkan logam ke dalamnya. "Sesudah operasi, kata dokter, saya takkan bisa melipat kaki lagi," tutur wanita yang kini 38 tahun itu. Padahal, bagi Bianca, punya kaki tapi tak bisa dilipat itulah bencana -- bagaimana ia bisa beryoga? Maka, ia lupakan vonis dokter. Dengan bantuan tongkat, ia datang ke studio pelatihnya, di New York. Ia berlatih menekuk-nekuk tubuh, terutama otot perut. Dan semuanya ada bayarannya. "Setiap milimeter kemajuan membutuhkan pengorbanan rasa sakit yang amat sangat," katanya. Sintingnya, atau hebatnya, ia tak mau menelan obat antirasasakit. "Saya hanya menggigit peluru perak," katanya mengenang. Itu semua bermula ketika ia mempersiapkan diri ikut lomba triaton. Ketika suatu hari Bianca beristirahat di pinggir jalan setelah berlatih keras lari 10 km, sebuah mobil berlari kencang ke arahnya. "Kemudian saya cuma ingat terbaring di jalan," tutur Bianca sambil melipat kakinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini