SINETRON Sengsara Membawa Nikmat (SMN) sudah lewat. Tapi, Midun tetap hidup dan dipanggil-panggil akrab di kawasan Cililitan, Jakarta Timur. Di situlah Dwight George Nayoan alias Sandy Nayoan, pemeran Midun, menetap. Pemuda berusia 21 tahun ini ternyata bukan orang Minang. Ia berdarah campuran Manado-Jawa-Belanda, dan pemeluk Advent. Peran Midun nyantol secara kebetulan. Selagi ia main ke TVRI, Irwinsyah (almarhum) menawarinya main di SMN. Sandy mula-mula menolak. Ia merasa tak mampu berlogat Minang. Begitu diyakinkan, Sandy setuju. Ia kemudian menggembleng diri jadi "urang awak". "Setiap hari, saya nongkrong di pasar Blok M dan Tanahabang untuk mengamati bagaimana orang Minang jualan kain," katanya. Itu dilakukannya selama tiga bulan. Lantas, agar bisa bermain silat, ia berlatih di perguruan silat Satria Muda. Terakhir, digembleng Agus Sujoyono, sutradara SMN. Sandy yang semula penakut menjadi bernyali besar. Setelah memerankan Midun, Sandy baru menyadari bahwa orang Minang itu punya sikap tegas. Selain itu, di matanya, wanita Minang itu setia dan sangat menghormati suami. Sempat kecantol cewek Minang? "Saya nggak sempat mikirin itu," kata Sandy tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini