FRANK Brady menulis buku tentang Mendiang Aristotele Onassis.
Judulnya: Onassis: An Extravagant Life. Antara lain memuat
cerita bagaimana akrabnya hubungan si kaya Onassis dengan
negarawan Winston Churchill. Keduanya bertemu tahun 1957 dan
jadi teman baik sampai Churchill meninggal tahun 1965. Setiap
kali Churchill berlibur, selalu saja dia pergi bertamasya
bersama Onassis di kapal mewah jutawan ini, Cristina.
Onassis selalu memperlakukan Churchill dengan penuh keramahan.
Apa saja yang diminta negarawan ini cepat dilaksanakan. Dia
kagum dan hormat terhadap Churchill. Churchill, menurut dugaan
orang banyak, senang diperlakukan begini karena dia kesepian.
Anaknya tak acuh.
Suatu malam, Churchill mendapat suguhan kaviar dan biskuit.
Tangan Churchill gemetaran dan tidak bisa menyendok dengan
betul, telur ikan yang harganya mahal itu. Onassis-lah yang
kemudian menyuapi Churchill. Setiap kali Churchill berada di
kapal, penumpang kapal selalu kemudian berpakaian lengkap.
Onassis sendiri biasanya cuma mengenakan celana pendek dan kaos
oblong.
Pada suatu malam Churchill berkata bahwa biarpun dia sering ke
Yunani, "tapi saya belum pernah merasakan baklava," katanya.
Baklava adalah kuwe manis bikinan kampung di Yunani. Onassis
menanyakan baklava pada tukang masak. Di kapal, tidak ada kuwe
itu. Juga tidak bisa dibuat. Keesokan harinya, Onassis menyuruh
pilotnya terbang kc Athena, yang letaknya ratusan mil dari
kapalnya. Malam hari, Churchill bisa menikmati baklava setelah
makan malam. Harga kuwe yang cuma beberapa puluh rupiah itu jadi
sekitar Rp 400.000 sepotong, karena harus dijemput dengan
pesawat terbang.
Besok paginya, Onassis tidak muncul dari kabinnya. Sehari penuh.
Sore hari Tina Livanos (waktu itu masih jadi isteri Onassis)
dipanggil Churchill. Si Politikus besar minta tolong dibikinkan
bingkai untuk sebuah lukisan pemandangan, karya Churchill.
Tengah malam lukisan itu siap dan langsung digantung di Ruang
Bermain. Besok malamnya, Onassis ribut dan berteriak: "Siapa
yang mengecat! Saya mencium cat basah !" Tak seorang pun yang
berani buka mulut. Beberapa menit kemudian, Onassis baru tahu
bahwa ada lukisan baru tergantung di dinding. Mengetahui siapa
yang melukis, kedua laki-laki itu Onassis dan Churchill -
kemudian berpelukan. Mata Onassis berkaca-kaca penuh haru.
Hingga sekarang, lukisan karya Churchill masih tergantung di
dinding Ruang Bermain Christina. Kabarnya, Christina telah
dijual oleh Christina onassis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini