Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Upacara perkawinan terbesar upacara prkawinan terbesar

Anak agung gde raka melaksanakan upacara perkawinan dengan ida ayu astutie. dianggap upacara perkawinan terbesar sejak raja tidak bertahta di indonesia. disaksikan bung hatta, hasyim ning, dll.

8 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERKAWINAN 'asu-pundung' telah berlangsung di Bali, tanggal 23 September lalu. Disebut asu pundung karena pengantin wanita dari kasta lebih tinggi (Brahmana), sementara pengantin laki-laki golongan Ksatria. Anak Agung Gde Raka MA, MPA, menikah dengan Ida Ayu Astutie. Astutie, 4 hari sebelum hari pernikahan, harus melakukan upacara "penurunan kasta" atau patiwulgi di Pura Desa. Dia kemudian "dibuang" di Puri Agung Pemecutan Denpasar. Namanya yang baru jadi Anak Agung Istri Agung Astutie. Perkawinan yang penuh liku upacara itu tentu saja menarik perhatian banyak orang. Terutama orang asing, dan tentu saja teve asing. Apalagi perkawinan berjalan penuh kemewahan. Maklum, orangtua pengantin pria juga orang terkenal: Ida Allak Agung Gde Agung SH, yang pernah menjabat Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan duta besar empat kali di berbagai negara Eropa. Jalan Denpasar-Klungkung macet. Karena ketika upacara lamaran, dikerahkan 5.000 orang yang diangkut dengan 60 bemo, 10 buah bis dan 50 buah truk. Selesai lamaran, Astutie diboyong ke (ianyar yang jauhnya 2,5 Km. Pertama dia naik gayot (tandu) dari Puri Pemccutan ke Lapangan Puputan Badung. Terus naik mobil mewah, kemudiall ditandu lagi ketika menuju Puri Gianyar, puri tua yang dibangun tahun 1771. Dan jadilah perkawinan Gde Raka dan Astutie perkawinan terbesar -- sejak raja tidak lagi bertahta di Indonesia dan Gianyar hanya gemilang di zaman dongeng. Perkawinan diperkirakan menelan ongkos Rp 30 juta. Baju pengantinnya saja berharga Rp 1,2 juta. Harian Berta Buana menulis: 120 ekor babi telah disembelih. Belum puluhan ekor kerbau, kambing dan ayam. Panitia inti berjumlah 40 orang, dengan 200 orang staf. Puncak upacara berjalan seminggu. Tapi puncak dari segala puncak adalah jam 16.30 tanggal 23 Septembcr. Ketika kedua pengantin keluar dari Gedong Joli, memakai pakaian kebesaran (pengantin laki-laki mengenakan jas pendek putih dengan pinggiran dilapis suara emas. Untuk pakaian adat pengantin pria tidak berbaju), menuju Pemerajan. Jalan ke Pemerajan dilapisi kain putih dan barisan tombak. Di tempat yang agak lapang mempelai ditandu. Kiri-kanan jalan dihias janur hasil kreasi pelukis Ida Bagus Tilem dan seorang kulit putih Warwick Purser dari biro perjalanan Pacto. Disaksikan banyak tamu, antara lain Bung Hatta dan Rahmi Hatta, Hasyim Ning, Jenderal Surono, Letjen Widodo, Dr. Takdir ALisyahbana, Letjen Wijoyo Suyono, upacara sembahyang berlangsung kurang dari satu jam. Setelah itu selama 3 hari rakyat secara gratis bisa nonton film, wayang kulit, topeng, gambuh, arja, dan sebagainya. Kabarnya, banyak petinggi Hindu Dharma segan hadir - kalau tidak mau dikatakan memboikot. Dengan hati-hati. biasanya mereka menghindar untuk menilai perkawinan catur wangsa (kasta berlainan) tersebut. I Gusti Ketut Kaler sebagai Kepala Bimbingan Masyarakat Hindu Budha Propinsi Bali menyebutnya sebagai "perkawinan yang biasa saja mcllurut adat dan tradisi" - biar pun dia sendiri tidak hadir. Gde Raka sendiri, mempelai pria, cukup terkenal. Dia adalah dosen Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Udayana. Tinggi langsing, berkumis lebat, biasa mengenakan kemeja gaya anak muda sekarang - dengan satu kancing dilepas sehingga nyaris separuh dada tampak. Gde Raka juga duduk sebagai pentolan Pacto di Bali. Mertuanya, Ida Bagus Kompyang, adalah pemilik Hotel Segara Village di Sanur, hotel lama sebelum bermunculan hotel-hotel modern seperti sekarang. Bersama menantunya, Kompyang jadi direktur PT Dirgantara Air Service. Astutie, si puteri Bali yang langsing kuning, pernah kursus kecantikan di Paris. Gde Raka dan Astutie pernah jadi sorotan orang di Bali. Bukan karena kisah kasih mereka. Tapi karena keduanya sering muncul dalam sidang pengadilan penyelundup ganja yang kemudian kabur, Donald Andrew dan kawannya itu. Peranan mereka: cuma sebagai saksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus