Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BUTET mengatakan ia sebenarnya belum siap tampil. Apalagi ia manggung hanya dalam hitungan jam setelah menguburkan jenazah Djaduk. “Perasaan saya campur aduk. Tapi ini situasinya abnormal dan memang bapakku dulu mengajarkan itu,” katanya, Selasa, 19 November lalu.
Menurut Butet, mendiang ayahnya, perupa dan koreografer Bagong Kussudiardja, selalu mengajarkan bahwa seniman sejati tidak akan membatalkan janji. Satu bulan sebelum acara, Butet menyanggupi ajakan musikus Oppie Andaresta, yang menggagas pentas itu.
Maka, setiba di Taman Budaya, Butet minta langsung naik panggung. Ia membaca puisi berjudul “Kamus Kecil”, “Pemeluk Agama”, dan “Sajak Balsem untuk Gus Mus”. Selepas itu, ia bergegas kembali ke kediaman Djaduk untuk mengikuti sembahyangan.
Butet melakoni hal serupa saat ayahnya meninggal pada 15 Juni 2004. Kala itu, ia dan Djaduk tengah berlatih untuk pembukaan Jakarta Fair. Ketika mendapat kabar bahwa Bagong wafat, mereka segera pulang ke Kota Gudeg. “Setelah melayat, kami berangkat lagi ke Jakarta,” ujar Butet.
Franka Franklin & Loemongga Haoemasan
Menjadi Viral dan Susah Pulang
Franka Franklin & Loemongga Haoemasan Menjadi Viral dan Susah Pulang/TEMPO/M Taufan Rengganis
FRANKA Franklin tak menyangka penampilannya saat pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara pada 20 Oktober lalu menarik perhatian publik. Sepasang giwang berbentuk tulisan “Tanah Air” produksi Tulola Jewelry—tempatnya bekerja bersama Happy Salma dan Sri Luce Rusna—yang dia pakai saat itu menjadi viral dan diincar banyak orang.
“Saya kan jarang pakai perhiasan. Sekalinya pakai, harus ikut mewakili perasaan. Makanya saat itu saya pilih pakai anting ‘Tanah Air’,” tutur istri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim itu saat ditemui Tempo di sebuah pusat belanja di Jakarta Pusat, Rabu, 30 Oktober lalu.
Menurut Franka, anting-anting yang dia pakai itu buatan tangan perajin sehingga produksinya terbatas. “Saya senang bisa ada kesempatan menunjukkan karya seni itu pas pelantikan,” ujarnya.
Franka kini jadi lebih awas karena dia akan turut menjadi sorotan publik. Franka juga menyadari bakal ada aktivitas baru yang dia jalani selain pekerjaannya selaku Head of Business Growth Tulola.
Saat Franka masih menyesuaikan diri dengan apa yang bakal dia jalani, Loemongga Haoemasan lebih beruntung karena suaminya, Agus Gumiwang Kartasasmita, sudah masuk Kabinet Kerja. Selama kurang-lebih setahun pada 2018-2019, Agus menjabat Menteri Sosial menggantikan Idrus Marham. Presiden Joko Widodo kemudian menunjuknya menjadi Menteri Perindustrian pada Kabinet Indonesia Maju. “Saat ikut kunjungan ke daerah, selalu ada cerita yang melekat,” tutur Loemongga, 43 tahun, ketika ditemui di kantornya di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Rabu, 20 November lalu.
Aktivitas yang menyita waktu itu membuatnya harus menunda waktu mengunjungi orang tuanya di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Enam-tujuh bulan terakhir, model 1990-an tersebut belum menyambangi orang tuanya. “Sampai akhirnya ayah saya yang datang ke Jakarta,” kata presiden direktur perusahaan properti Asiana Group itu.
Loemongga pun rela kehilangan waktu bersantai di akhir pekan demi mengantar putra bungsunya, Ghibran Kartasasmita, bila ada turnamen sepak bola. “Curi-curi waktu bareng, biar bisa ngobrol,” ujarnya, tersenyum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo