Cassandra Massardi

C assandra Massardi, 25 tahun, bisa bernapas lega. Setelah ditolak beberapa stasisun televisi, akhirnya sinetron garapannya, Halo Kang Mamat, bisa ditayangkan di arena Jakarta International Film Festival (Jiffest), yang bergulir mulai pekan ini. Cassandra mengaku tidak paham kenapa karyanya itu ditolak diputar di televisi. Padahal menurut dia sinetron yang diproduksi dengan biaya 60 juta perak ini cuma menampilkan sebuah komedi yang diilhami euforia di era reformasi. ”Tiba-tiba banyak sekali partai politik atau yang mengaku menjadi pengamat politik. Nah, bagaimana kalau ada orang biasa yang menjadi orang-orang seperti itu?” tutur Cassandra tentang ide filmnya. Tokoh utama dalam film ini adalah Kang Mamat—diperankan Derry Dradjat—seorang peternak bebek yang doyan ngoceh tentang peristiwa politik. Tak dinyana, warga desa terpukau oleh analisisnya itu. Mereka pun mendapuknya menjadi utusan desa untuk menyampaikan aspirasi warga ke pemerintah di kota. Di bagian lain, muncul cerita tentang upaya partai gurem memancing suara dalam pemilu dengan mengambil anak muda luntang-lantung sebagai vote getter. Lantas, bagaimana kansnya di Jiffest nanti? Cassandra cukup tahu diri. Ia tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi bahwa penonton akan berjubel melihat karyanya. Apalagi festival ini dibanjiri film-film bagus. ”Waduh, saya enggak bisa menjanjikan apa-apa,” katanya. Mudah-mudahan bukan itu yang jadi sebab kenapa para juragan TV menolak sinetronnya.